"tidak, dari mata gagang ular itu, aku tahu itu senjata."
"tuan hanya melebihkan sesuatu."
"bangkit, aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu. Aku curiga."
Pemuda itu melemparkan karambit ke Pasmi. Secara sigap, Pasmi melompat dan berguling ke belakang.
"dari gerakan kau, aku tahu itu hindaran."
Hiyaak, pemuda itu menyerang Pasmi dan mereka bertarung di rumah gadang. Dengan gerakan kuda-kuda kami rendah, pemuda yang mempunyai nama Kembaro Sakti itu menendang dengan kaki dan memaksa Pamsi memakai paculnya. Dengan jurus edan, Pasmi melayaninya. Hiyaaa, hahhh.
Kembaro Sakti mengeluarkan jurus Kerbau Melompat Pagar dan sangat lincah menghindari tendangan dari jurus Merusak Keadaan dari Pasmi. Kedua jurus itu seperti sedang bertatapan satu per satu. Saling menghindar dan mengelak antar keduanya. Dengan meloncat dan memegang karambit, Kembaro Sakti menghindari tendangan dan serangan Pacul menyusur tanah dari Pasmi. Kedua senjata berhantaman saling menimbulkan percik api.
"cukup, kalian mau menghancurkan rumah ini?" Ucap Rajo Alam.
Mereka pun menghentikan pertarungan dan pencak. Duduk kembali Pasmi dan juga Kembaro Sakti.
"Pasmi, maafkan dia keponakanku. Kembaro ini memang suka dengan mainan karambit dan pencak. Bagaimana pula kalau kau, apakah sudah bersuami di tanah seberang, nampaknya kau masih gadis dan belum memiliki pujaan hati?"
"saya hanya orang sendiri yang tak bersama siapa-siapa, tuan."