Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - Pengen Manfaat aje

Aku suka nulis, bagiku penulis dihargai, baik dari pikiran, harapan, jiwa, nurani, serta ide. Segala yg ada dalam tubuh kita, kita sampaikan. Aku nulis dan suka kayak hamka, apalagi bang pi'ie. Nulis, dan terus membela kebenaran. Kayak pendekar dan jago yang membela segala prinsip kebenaran. Celengireng yang berdosa dan banyak nyampah kayak aye juga bisa bergune nih. Celeng yang busuk dan bersiung mampu mengubah keadaan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jodoh di Gadang

29 Juli 2022   09:18 Diperbarui: 29 Juli 2022   09:24 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"tidak, dari mata gagang ular itu, aku tahu itu senjata."

"tuan hanya melebihkan sesuatu."

"bangkit, aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu. Aku curiga."

Pemuda itu melemparkan karambit ke Pasmi. Secara sigap, Pasmi melompat dan berguling ke belakang.

"dari gerakan kau, aku tahu itu hindaran."

Hiyaak, pemuda itu menyerang Pasmi dan mereka bertarung di rumah gadang. Dengan gerakan kuda-kuda kami rendah, pemuda yang mempunyai nama Kembaro Sakti itu menendang dengan kaki dan memaksa Pamsi memakai paculnya. Dengan jurus edan, Pasmi melayaninya. Hiyaaa, hahhh.

Kembaro Sakti mengeluarkan jurus Kerbau Melompat Pagar dan sangat lincah menghindari tendangan dari jurus Merusak Keadaan dari Pasmi. Kedua jurus itu seperti sedang bertatapan satu per satu. Saling menghindar dan mengelak antar keduanya. Dengan meloncat dan memegang karambit, Kembaro Sakti menghindari tendangan dan serangan Pacul menyusur tanah dari Pasmi. Kedua senjata berhantaman saling menimbulkan percik api.

"cukup, kalian mau menghancurkan rumah ini?" Ucap Rajo Alam.

Mereka pun menghentikan pertarungan dan pencak. Duduk kembali Pasmi dan juga Kembaro Sakti.

"Pasmi, maafkan dia keponakanku. Kembaro ini memang suka dengan mainan karambit dan pencak. Bagaimana pula kalau kau, apakah sudah bersuami di tanah seberang, nampaknya kau masih gadis dan belum memiliki pujaan hati?"

"saya hanya orang sendiri yang tak bersama siapa-siapa, tuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun