Febriana: hamba sedia mencintai kakang.
Fi'ie: aku merasa rindu melihat pundakmu yang putih bersih itu. Mengkilap sekali.
Febriana: (membuka selendang pundak) lihatlah kakang jika kakang mau.
Fi'ie: (menahan tangan Febriana) jangan, belum saatnya. Sampai kita bertemu dengan Kyai Rizal yang akan kuminta menikahkan kita. Temanku itu pasti mau.
Fi'ie menemui Kyai Rizal di padepokan Thoriqotul.
Kyai Rizal: ada apa sahabatku?
Fi'ie: aku ingin kau menikahkanku dengan Febriana.
Kyai Rizal: mantan murid padepokan sini, sekaligus muridmu?
Fi'ie: betul, kawan.
Kyai Rizal: beruntung tenan kawanku ini. Sudah tampan, ahli sastra, dan Febriana mencintai kamu.
Fi'ie: apakah Arjuna harus melupakan Subadra.