Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - Pengen Manfaat aje

Aku suka nulis, bagiku penulis dihargai, baik dari pikiran, harapan, jiwa, nurani, serta ide. Segala yg ada dalam tubuh kita, kita sampaikan. Aku nulis dan suka kayak hamka, apalagi bang pi'ie. Nulis, dan terus membela kebenaran. Kayak pendekar dan jago yang membela segala prinsip kebenaran. Celengireng yang berdosa dan banyak nyampah kayak aye juga bisa bergune nih. Celeng yang busuk dan bersiung mampu mengubah keadaan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Celengireng

25 Februari 2022   10:21 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam duduknya meresapi kehidupan, Manggala merenungi dalam kehidupan sendiri. Dia memandang ingatan Manggala dari sekian ingatan yang Manggala hadirkan dalam pikiran. Apakah hidup Manggala akan diremehkan dan dihina, keadaan membuat Manggala menjadi pilu.

Manggala memang sedang merasakan hidupnya yang bagaikan kutu dan sampah di mata manusia. Manggala berjalan menyusui jalanan, dan melihat bayangan dirinya di pinggiran parit. Memang seperti parit itulah Manggala, terseok dan terbuang begitu saja.

Memakai pakaian hitam, plus kopiah hitamnya. Sambil memakai sarung hitam diselempangkan di lehernya, Manggala kini membentuk julukan untuk dirinya. Seperti celeng, hidup bebas dan tak ada yang merisaukan. Penolakan dan bentuk buruk Manggala seperti cerminan celeng. Kini dirinya membentuk sebutan bagi dirinya sebagai Celengireng. Pakaian hitam dan bersiung, ciri khas si Manggala. Dengan percaya diri, Manggala memantapkan langkah menapaki jalan dan terus hidup.

Bersambung.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun