Nasib petani Indonesia saat ini berada dalam kondisi memprihatinkan. Husen Indara, seorang petani padi di Gorontalo, mengungkapkan bagaimana ketergantungan pada kondisi alam dan tingginya biaya produksi membuat petani sulit sejahtera. Dalam satu musim tanam, Husen membutuhkan modal sekitar Rp6 juta. Jika panen berhasil, ia dapat menghasilkan sekitar Rp24 juta, namun kenyataannya, sering kali hasil panen tidak sesuai harapan.
"Bulan lalu, panen saya gagal. Saya hanya mendapatkan satu ton beras dengan harga jual Rp12 juta. Separuh dari hasil itu harus saya gunakan lagi sebagai modal untuk musim tanam berikutnya. Sisanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama empat bulan ke depan. Ini tidak cukup!" keluh Husen.
Kondisi serupa juga dialami Idris Buhu, seorang petani jagung di Gorontalo. Menurut Idris, cuaca yang tidak dapat diprediksi sering kali membuat hasil panen gagal. "Kadang musim hujan malah kekeringan, kadang musim kemarau malah hujan deras dan banjir. Kita hanya bisa berharap keberuntungan," ungkap Idris.
Menatap Masa Depan: Harapan untuk Pemerintahan Prabowo
Di tengah segala tantangan ini, Prabowo Subianto bertekad membawa Indonesia keluar dari ketergantungan pada impor pangan. Dalam salah satu pidatonya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan paling lambat dalam empat tahun setelah menjabat. "Tidak ada pilihan lain. Kita harus swasembada pangan!" ujar Prabowo penuh semangat.
Prabowo yakin, dengan penerapan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan mengembalikan kesejahteraan petani. Beberapa langkah yang diusulkan oleh SPI dan HKTI, seperti membentuk koperasi petani, menghentikan penguasaan lahan oleh korporasi, dan meninggalkan program food estate, diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat dalam mencapai target ini.
Selain itu, Prabowo juga disarankan untuk menerapkan pendekatan holistik dalam kebijakan pangan. Sadar Subagyo, anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, menyebut perlunya satu undang-undang omnibus yang menyatukan semua regulasi sektor pangan dan pertanian. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan pangan lebih terintegrasi dan terfokus pada tujuan swasembada.
Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, harapan tetap membara. Dengan komitmen kuat, reformasi di sektor pertanian, dan kebijakan yang tepat, masa depan swasembada pangan Indonesia bisa terwujud. Para petani, yang selama ini terpinggirkan dan berjuang sendirian, kini berharap pada kepemimpinan Prabowo untuk membawa perubahan nyata.
Indonesia tidak boleh gagal lagi. Ini adalah momen untuk bangkit dan menjadikan kedaulatan pangan sebagai kenyataan. Prabowo Subianto diharapkan bisa menjadi pemimpin yang membawa perubahan tersebut. Bukan hanya bagi para petani, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia yang merindukan kemandirian pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H