4. Raut wajah, Ekspresi yang tidak marah atau cemas sangat penting untuk mengirimkan
pesan yang tepat.
5. Waktu, Komunikasi yang tegas harus dilakukan pada waktu yang tepat (misalnya,
membuat permintaan dari pasangan di tengah pesta makan malam kemungkinan besar tidak
akan diterima dengan baik).
6. Bahasa yang tidak mengancam dan tidak menyalahkan. Misalnya, bahasa seperti "Jika
Anda terus melakukan itu, Anda akan menyesal!" mengancam daripada tegas.
7. Kejelasan, Misalnya, "Bisakah Anda tidak seperti itu?" tidak jelas, sementara "Bisakah
Anda tidak pergi ketika kita sedang berbicara?" lebih jelas menyampaikan kebutuhan
pembicara.
8. Bahasa positif, Misalnya, membuat permintaan negatif ("Maukah Anda berhenti
meninggalkan surat-surat Anda di seluruh rumah?") kurang efektif daripada permintaan
positif ("Ini adalah pembatas yang telah saya siapkan. Tolong letakkan kertas Anda di
sini?" ).
9. Bahasa tanpa kritik terhadap diri sendiri atau orang lain. Misalnya, frasa seperti "Saya tahu
saya terlalu sensitif, tetapi bisakah Anda tidak menggunakan kata itu?" dan "Apakah tidak
ada yang pernah mengajarimu sopan santun?" kritis daripada asertif.
Contoh Kehidupan Nyata
Menurut Bishop (2013) Contoh komunikasi asertif Sangat mudah untuk menemukan
banyak contoh sehari-hari di mana ketegasan dibutuhkan, seperti:
* Pengemudi yang tidak pengertian
* Pembeli yang memaksa
* Anak-anak yang tidak sopan
* Permintaan yang tidak diinginkan dari keluarga
* Terjadinya ketidakadilan sosial
* Orang-orang yang menolak untuk mempraktikkan jarak sosial selama pandemi
KESIMPULAN
Komunikasi asertif merupakan komonikasi yang percaya diri dan tidak menyerah atau
menerima sesuatu. Apa yang diinginkan orang lain, termasuk teman bahkan kerabat dekat.
Secara individu, masyarakat tidak boleh berpuas diri dan tidak perlu ragu untuk
mengungkapkan pandangannya.Â
Bahkan jika mereka adalah orang lain, anggota keluarga atau
kerabat dekat karena seseorang lebih tua darinya atau memiliki peran lebih uatama. Dalam
hadist "Kami membutuhkan orang yang kuat untuk mendukung kami" Dengan kata lain,
kehidupan pribadi tidak dapat diganggu gugat tanpa melanggar hak orang lain.Â
Menyatakan
secara langsung kompeten, jujur, percaya diri dan berkemauan keras, tindakan yang disengaja
(menyiratkan), bukan Tidak ada keraguan dalam akting. Tindakan rahasia juga harus
diperhitungkan Kondisi, waktu, kedekatan dan intensitas yang menyatukan dalam suatu
hubungan, Sehingga kualitas hubungan baik akan tetap terjaga dan lebih berpengaruh dalam
kehidupan publik.
Referensi:
Bishop, S. (2013). Develop Your Assertiveness. London, UK: Kogan Page Limited.
Nurul Hikmah . 2020. PERILAKU ASERTIF DALAM PERSPEKTIF ISLAM ASSERTIVE
BEHAVIOR IN ISLAMIC PERSPECTIVE. Liwaul Dakwah: Volume 10, No. 1. Jurnal
Kajian Dakwah Dan Masyarakat Islam.
Pipa, M., & Jaradat, M. (2010). Assertive Communication Skills. Annales Universitatis Apulensis
Series Oeconomica, 12, 649--656.