Mohon tunggu...
Muhammad Leksono
Muhammad Leksono Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Semua karya yang tercipta dibantuan oleh secangkir teh.

Bukan pencinta kopi, tapi ingin membuat kedai kopi. Lebih suka minum teh. Masih mencari jadi diri, hal itulah yang membuat saya masih asik sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tersayat Kembali Luka Ini

5 Desember 2019   08:55 Diperbarui: 5 Desember 2019   09:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipeluk lagu nelangsa nan syahdu,
Irama yang mendayu-dayu,
Elok masuk ke dalam kalbu,
Dibukanya lagi kenangan masa lalu.

Bibir ini masih kering,
Kadang basah karena rindu meradang,
Saat kusebut nama yang pernah hilang,
Melalui lagu itu, dia kembali terkenang.

Panas tubuh ini,
Melelehkan akal yang membeku,
Semenjak kau tinggal pergi,
Menyudahi yang sudah luluh runtuh.

Dia menjelma, menikam, lalu berdarah,
Terkikis kembali hati ini,
Sudah lama sekali aku menyembuhkannya,
Tapi mudah luka kembali melebar, menyebar.

JAKARTA, Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun