Pendidikan sejatinya bukanlah sesuatu yang dipersiapkan untuk hidup, melainkan merupakan hidup itu sendiri.
Pendidikan memiliki peranan strategis dalam pembangunan sebuah masyarakat. Menurut Daniel Goleman, dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan 80% kecerdasan emosional dan sosial, sedangkan hanya membutuhkan 20% kecerdasan intelektual. Hal ini mendasari sangat perlunya pendidikan karakter dalam membangun dan mewujudkan kehidupan yang beradab.
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun, salah satu tujuan pendidikan adalah mewujudkan masyarakat yang maju dan berbudaya, berbudaya dalam artian mampu mengimplementasikan norma dan nilai-nilai luhur baik terhadap Tuhan yang maha Esa, terhadap sesama manusia maupun bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan tercapainya pendidikan karakter, pastinya tidak hanya butuh sebuah retorika dan teori-teori saja, melainkan butuh sebuah tauladan yang terus menerus dibiasakan.
Dalam lingkungan sekolah, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, materi yang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai luhur tersebut harus terus dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan karakter tidak hanya hidup dalam tataran kognitif dan teori-teori saja, melainkan benar-benar menyentuh dan menjadi pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari semua peserta didik di masyarakat.
Maka sekali lagi harus ditegaskan, bahwa pendidikan haruslah memiliki tujuan dalam membangun karakter setiap individu, karakter penuh nilai-nilai yang dalam mencapainya perlu sebuah teladan-teladan yang harus dibiasakan serta dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh siapapun dan dimanapun.
Sehingga memang benar, bahwa pendidikan adalah sebuah hidup itu sendiri.
Selamat belajar, karna hidup ini memang sesungguhnya sebuah pembelajaran.
Gresik, 27 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H