Mohon tunggu...
Muhammad Khoiruzzadi
Muhammad Khoiruzzadi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Totalitas tiada batas, tetap setia di garis masa, karena diam itu penghianatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat tentang RP (Role Playing) dan Dampak Negatifnya bagi Anak

17 Juni 2023   21:25 Diperbarui: 17 Juni 2023   21:53 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini, media sosial digegerkan dengan RP (Role Playing) yang dapat berdampak buruk bagi anak yang salah satunya membuat anak kecanduan dan berpura-pura menjadi orang dewasa sehingga karakter anak dipaksa dirinya sendiri untuk menjadi dewasa. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai apa itu RP (Role Playing), bagaimana penggunaan RP (Role Playing), manfaat RP (Role Playing) dan bagaimana RP (Role Playing) bisa berpengaruh negatif bagi anak?

Definisi RP dan Ruang Lingkupnya

Cambridge Dictionary mendefinisikan RP (Role Playing) sebagai kegiatan bermain peran sebagai karakter tertentu dan berperilaku sesuai dengan karakter tersebut. Biasanya, pemain RP (Role Playing) akan memilih peran yang memiliki sifat berbeda dengan dirinya di dunia nyata. Secara sederhana, RP (Role Playing) adalah permainan di mana pengguna dapat mengisi karakter artis, idola, atau tokoh terkenal favorit mereka lewat aplikasi Twitter, Telegram, Instagram, dan Line. Permainan ini dilakukan dengan tim atau grup.

Pemanfaatan RP (Role Playing)

Jika digunakan secara bijak, sebenarnya RP (Role Playing) dapat dimanfaatkan seperti di bidang pendidikan, untuk terapi, dan hiburan. Dalam bidang pendidikan misalnya, RP (Role Playing) digunakan secara luas dalam pendidikan sebagai alat pembelajaran yang efektif. Dalam konteks pendidikan, RP (Role Playing) dapat membantu siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep abstrak, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan pemecahan masalah. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat memainkan peran tokoh-tokoh penting dalam peristiwa sejarah untuk memahami perspektif mereka.

Sebagai terapi, RP (Role Playing) digunakan dalam bidang terapi untuk membantu individu mengatasi masalah emosional atau sosial. Dalam terapi, seseorang dapat memainkan karakter untuk memperoleh wawasan tentang diri mereka sendiri, mengatasi ketakutan atau trauma, dan mengembangkan keterampilan sosial. RP (Role Playing) terapeutik dapat digunakan dengan anak-anak, remaja, dan orang dewasa dalam berbagai konteks, seperti terapi kelompok atau individu.

Sebagai hiburan, RP (Role Playing) juga digunakan sebagai bentuk hiburan dan rekreasi. Dalam permainan video, permainan papan, atau permainan peran berbasis teks, pemain dapat mengambil peran karakter dalam dunia imajinatif yang diciptakan oleh permainan tersebut. Ini memberikan pemain kesempatan untuk menjelajahi dunia fiktif, menghadapi tantangan, dan berinteraksi dengan pemain lain. 

Setidaknya ada lima manfaat RP (Role Playing) diantaranya:

Pertama adalah kreativitas, RP (Role Playing) memungkinkan pengembangan imajinasi dan kreativitas. Dalam bermain peran, seseorang harus membuat karakter, latar belakang, dan menyusun cerita. Ini merangsang imajinasi dan kreativitas pemain.

Kedua Pembelajaran, RP (Role Playing) dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif. Dalam konteks pendidikan, pemain dapat belajar tentang sejarah, budaya, atau konsep abstrak melalui pengalaman langsung dalam permainan peran.

Ketiga Pengembangan sosial, melalui RP (Role Playing), pemain dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Mereka belajar berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, dan memahami perspektif orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun