Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Amin
Muhammad Khoirul Amin Mohon Tunggu... Lainnya - Pakar SEO

Pakar SEO

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisi Penggali Kubur, Lebih Memilih Lahan Makam Dari Pada Sekolah Pewira!

11 September 2024   11:08 Diperbarui: 11 September 2024   11:11 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., menemui langsung Bripka Joko Hadi Aprianto, seorang anggota Polsek Samarinda Ulu yang memiliki kisah unik dan menginspirasi. Bripka Joko, yang sudah mengabdikan diri sebagai penggali kubur sukarela selama 23 tahun, menceritakan pengalaman hidupnya saat bertemu Kapolri di Polresta Samarinda, Kalimantan Timur.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolri mendengarkan dengan penuh perhatian cerita Bripka Joko. Sejak usia muda, Bripka Joko memulai pekerjaan sebagai penggali kubur untuk mencari nafkah. Namun, setelah menjadi seorang Bhayangkara, ia tidak berhenti menggali kubur. Kini, ia melakukannya sebagai bentuk pengabdian dan amal jariyah bagi masyarakat. 

"Saya sudah 23 tahun menggali kubur, dulu memang untuk nafkah, tapi sekarang lebih karena ingin membantu orang yang membutuhkan. Ini saya lakukan karena niat ibadah," ujar Bripka Joko.

Yang lebih mengesankan, Bripka Joko tidak hanya sekadar menggali kubur, tetapi ia sering menggunakan uang pribadinya untuk membantu biaya pemakaman bagi warga kurang mampu. Tindakan ini menunjukkan kepeduliannya yang tulus dan tanpa pamrih terhadap sesama.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendengarkan kisah Bripka Joko, merasa kagum dan terinspirasi. Bahkan, Kapolri sempat menawarkan Bripka Joko kesempatan untuk mengikuti pendidikan Sekolah Perwira guna meningkatkan jenjang kariernya di Kepolisian. Namun, jawaban Bripka Joko di luar dugaan. Ia justru memilih untuk fokus pada pengabdiannya di bidang sosial. 

"Saya lebih ingin memperluas lahan makam di kampung saya. Itu lebih penting buat masyarakat," tegas Bripka Joko.

Keputusan Bripka Joko ini mengundang pujian dari Kapolri. Menurutnya, niat mulia Bripka Joko adalah contoh teladan bagi anggota Kepolisian lainnya. 

"Apa yang dilakukan Bripka Joko adalah wujud pengabdian sejati. Ini menunjukkan bahwa pengabdian kepada masyarakat bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Saya berharap kisah Bripka Joko bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan Polri lainnya untuk terus konsisten melayani masyarakat, tidak hanya dalam tugas resmi tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Kapolri.

Bripka Joko Hadi Aprianto telah membuktikan bahwa panggilan jiwa untuk melayani tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk jabatan atau kedudukan. Baginya, membantu sesama dengan cara yang sederhana namun penuh makna justru memiliki nilai lebih. Pilihan Bripka Joko untuk memperluas lahan pemakaman bagi masyarakat adalah bukti nyata bahwa pengabdian tidak selalu berhubungan dengan posisi tinggi, tetapi bagaimana kontribusi seseorang dapat berdampak positif bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun