Mohon tunggu...
Muhammad KhoiriZaroh
Muhammad KhoiriZaroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa PPG Prajab Kemendikbud Gel. 2

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya Penerapan Computational Thinking bagi Jenjang Sekolah Dasar

7 Agustus 2023   08:49 Diperbarui: 7 Agustus 2023   09:06 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Computational thinking menjadi salah satu bagian dari penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistic yang ditekankan pada kurikulum merdeka. Istilah Computational Thinking pertama kali diperkenalkan secara umum mulai tahun 1980 dan 1996 oleh Seymor Papert yang kemudian pada tahun 2014, pemerintah Inggris mulai mengenalkan teknologi komputasi kepada siswa dari tingkat dasar hingga menengah.

Berpikir komputasi artinya mampu memposisikan diri untuk berpikir layaknya sebuah mesin yang dapat bergerak secara dinamis sehingga berpikir komputasional dapat diartikan menjadi sebuah konsep atau cara untuk mengamati masalah dan mencari solusi dengan menerapkan teknologi computer/komputasi.

Mengutip dari keputusan kepala BSKAP No. 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada PAUD, jenjang Pendidikan Dasar dan jenjang Pendidikan Menengah. Pada kurikulum merdeka bahwa berpikir komputasional yaitu terampil menciptakan solusi-solusi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif. Dengan harapan mengasah keterampilan problem solving yang efektif, efisien, dan optimal sebagai landasan untuk menghasilkan solusi dengan menerapkan penalaran kritis, kreatif dan mandiri pada siswa jenjang sekolah dasar.

Berdasarkan konsepnya, pemikiran komputasional atau Computational Thinking memiliki empat tahap utama.

  • Dekomposition (Dekomposisi)

Dekomposisi yaitu, memecah masalah kompleks menjadi beberapa bagian kecil dan sederhana sehingga mampu menemukan penyelesaian dari permasalah yang terjadi dengan cara menyelesaikannya satu persatu.

  • Pattern recognition (Pengenalan pola)

Pengenalan pola akan membantu dalam memecahkan masalah. Pada tahap ini, mencari pola atau persamaan tertentu dalam sebuah masalah. Pemecahan masalah di tahap ini adalah memadukan dan mencari persamaan dari pola-pola masalah tertentu agar mampu mendapatkan solusi.

  • Abstraction (Abstraksi)

Proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint (kerangka kerja terperinci) penyelesaian persoalan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sejenis.

  • Algorithm (Algoritma)

langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan. Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap, efisien, dan tidak menyalahi batasan-batasan dalam persoalan tersebut.

Dari ke empat tahapan computational thinking diatas diharapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS di jenjang Sekolah Dasar akan mengintegrasikan computational thinking baik pada materi nya ataupun pada proses pembelajarnnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek sintaksis maupun semantik dalam bahasa, membentuk kebiasaan peserta didik untuk berpikir logis dalam Matematika, serta kemampuan menganalisis dan menginterpretasi data dalam Sains (IPAS).

Menerapkan computational thinking juga mengaharapkan siswa/i pada jenjang sekolah dasar dapat mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan computational thinking untuk menyelesaikan masalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, dan terlatih untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari saat menemukan suatu permasalahan agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan dan dicapai secara efektif, efisien dan optimal. Selain itu manfaat computational thinking yaitu (1) meningkatkan kemampuan problem solving, (2) mengembangkan kreativitas, (3) meningkatkan kemampuan komunikasi, (4) mendorong kegigihan Anak, dan (5) meningkatkan kemampuan digital literacy  yang dapat mendukung terwujudnya profil pelajar pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun