Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Langkah Ester di Xiamen, Kebangkitan Tunggal Putri di Piala Sudirman 2025

23 April 2025   10:36 Diperbarui: 23 April 2025   10:06 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ester Nurumi dalam kemenangannya di Piala Uber 2024 (Sumber: idntimes.com)

Absennya Gregoria Mariska Tunjung karena kondisi kesehatan tentu menjadi kabar yang mengguncang persiapan tim Indonesia menuju Piala Sudirman 2025. Sebagai tunggal putri andalan dengan pengalaman dan stabilitas permainan, kehilangan Gregoria adalah tantangan besar. Namun, di balik tantangan ini, muncul nama Ester Nurumi Tri Wardoyo, bintang muda berusia 20 tahun, yang siap mengisi celah tersebut dan menyalakan kembali harapan Indonesia di sektor tunggal putri.

Ester bukanlah nama asing dalam peta perbadmintonan nasional. Ia telah menunjukkan ketangguhan mental dan konsistensi performa dalam berbagai ajang, termasuk ketika memperkuat tim Indonesia di Piala Uber Cup 2024. Saat itu, Ester berhasil menyumbang poin penting dengan mengalahkan Kim Ga Ran dari Korea Selatan, sebuah kemenangan yang memperlihatkan kapasitasnya untuk tampil di panggung besar.

Penunjukan Ester menggantikan Gregoria bukan hanya keputusan darurat, melainkan juga langkah strategis jangka panjang. Dalam dunia bulu tangkis yang terus bergerak dinamis, regenerasi adalah keharusan. Ester, yang kini berada di peringkat 34 dunia, adalah representasi dari fase transisi yang sehat dalam tim tunggal putri Indonesia.

Ester bukan sekadar pelapis Gregoria, ia adalah simbol regenerasi berani di tengah tekanan. Usia muda, mental baja, dan semangat juang adalah kombinasi yang bisa mengubah peta kekuatan tunggal putri dunia di Piala Sudirman 2025.

Di babak penyisihan Grup D, Ester diproyeksikan menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Line Hojmark Kjaersfeldt dari Denmark yang telah meraih juara Eropa 2025, dan Pusarla V. Sindhu dari India yang pernah meraih medali perak Olimpiade Rio 2016 dan perunggu Tokyo 2020. Meski di atas kertas nama-nama tersebut lebih mentereng, Ester datang dengan semangat muda dan minim beban, yang justru bisa menjadi senjata rahasia.

Penting dicatat bahwa dalam turnamen beregu seperti Piala Sudirman, setiap poin sangat menentukan. Ester, dengan gaya bermain agresif dan kecepatan kaki yang lincah, bisa menjadi "game changer" dalam skenario pertandingan. Kemampuannya membaca ritme lawan dan bertahan dalam reli panjang adalah aset berharga.

Melihat pertandingan-pertandingan terakhirnya, Ester menunjukkan peningkatan dalam kontrol emosi dan pengambilan keputusan. Faktor ini krusial saat berhadapan dengan pemain berpengalaman seperti Sindhu yang dikenal dengan gaya bermain taktis dan stamina yang luar biasa. Menghadapi Denmark, sektor tunggal putri bisa menjadi penentu arah pertandingan. Jika Ester mampu menahan atau bahkan mencuri poin dari Kjaersfeldt, maka tekanan akan berpindah ke sektor ganda Denmark. Kombinasi ini bisa dimanfaatkan oleh tim Indonesia untuk menciptakan momentum.

India juga bukan lawan yang mudah. Namun Sindhu, meski sarat prestasi, tidak lagi berada di puncak performa seperti lima tahun lalu. Di sinilah Ester bisa mengambil keuntungan dengan pendekatan agresif sejak awal dan tidak membiarkan Sindhu mengembangkan permainan. Kehadiran Ester juga membawa kesegaran dalam strategi tim. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terlalu bergantung pada satu figur di tunggal putri. Kini, dengan hadirnya talenta muda, tim pelatih memiliki opsi rotasi dan pola permainan yang lebih variatif.

Di tengah absennya pemain utama, harapan justru lahir dari mereka yang haus akan pembuktian. Ester datang bukan membawa beban, tapi membawa harapan baru bahwa masa depan tunggal putri Indonesia sedang dimulai dari panggung Xiamen.

Secara fisiologis, usia Ester yang masih muda memberi keunggulan tersendiri. Masa pemulihan lebih cepat, intensitas latihan yang bisa lebih tinggi, dan kapasitas adaptasi terhadap tekanan pertandingan menjadikan dia aset berharga dalam format turnamen padat seperti Piala Sudirman.

Dari sisi mental, pengalaman di Uber Cup 2024 menjadi batu loncatan yang penting. Ester kini sudah merasakan atmosfer kejuaraan beregu level dunia. Itu berarti ia sudah belajar dari tekanan dan ekspektasi besar, dan sekarang waktunya ia mengaplikasikan pelajaran tersebut. Lebih jauh lagi, keikutsertaan Ester bukan hanya tentang hasil di Piala Sudirman 2025, tetapi juga bagian dari proses membangun kekuatan tunggal putri untuk Olimpiade 2028. Ini adalah investasi jangka panjang, di mana Ester perlu ditempa dan dibiasakan menghadapi lawan elite dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun