Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tes Kompetensi Akademik, Memotret Potensi Bukan Menghakimi Prestasi

4 Maret 2025   19:22 Diperbarui: 6 Maret 2025   13:23 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UTBK SBMPTN atau SNBT(Dok. Universitas Brawijaya via kompas.com)

Perubahan format Ujian Nasional menjadi Tes Kompetensi Akademik (TKA) merupakan langkah strategis dalam dunia pendidikan Indonesia. Jika selama ini Ujian Nasional lebih menitikberatkan pada standar kelulusan, maka TKA hadir untuk tujuan berbeda. 

Tujuan itu adalah sebagaimana instrumen untuk pemetaan minat dan bakat siswa. TKA bukan sekadar tes akademik biasa, melainkan sebuah instrumen yang dapat membantu menentukan kecenderungan siswa terhadap bidang ilmu tertentu, baik IPA, IPS, bahasa, maupun keterampilan lain.

Pendidikan seharusnya tidak menjadi ruang persaingan yang menekan, melainkan sebuah ekosistem yang memberi ruang bagi setiap individu untuk berkembang sesuai potensinya. 

Sistem lama, siswa seringkali dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan standar yang kaku, tanpa mempertimbangkan keunikan masing-masing individu. Pergantian format ini diharapkan mampu menghapus paradigma bahwa ujian adalah penentu keberhasilan satu-satunya.

TKA bukanlah alat seleksi kelulusan, melainkan sebuah pemetaan berbasis kompetensi. Dengan demikian, siswa tidak akan terbebani oleh kecemasan akademik yang berlebihan. 

Tes ini juga tidak bersifat wajib, tetapi menjadi salah satu opsi bagi sekolah dan siswa yang ingin mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kemampuan akademik mereka. Dalam jangka panjang, hasil TKA dapat menjadi referensi bagi universitas dalam menerima mahasiswa baru melalui jalur prestasi.

Salah satu keuntungan terbesar dari penerapan TKA adalah fleksibilitas dalam memahami potensi siswa sejak dini. Jika sebelumnya pemilihan jurusan di SMA atau program studi di universitas dilakukan berdasarkan nilai semata, kini proses tersebut bisa lebih terarah. 

Siswa yang cenderung unggul dalam aspek analitis dan logika bisa diarahkan ke bidang sains dan teknologi, sementara mereka yang kuat dalam analisis sosial atau komunikasi dapat lebih sesuai dalam bidang sosial humaniora. 

Selain itu, TKA dapat menjadi jawaban atas permasalahan klasik dalam sistem pendidikan kita, yaitu banyak siswa yang merasa salah jurusan. 

Ilustrasi kelompok belajar pelajar SMA (Sumber: majalahict.com)
Ilustrasi kelompok belajar pelajar SMA (Sumber: majalahict.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun