Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menelusuri Jejak Islam dan Rempah, Potensi Wisata Halal di Ternate dan Tidore

2 Februari 2025   10:10 Diperbarui: 2 Februari 2025   10:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Sulamadaha di Kecamatan Pulau Ternate yang sangat cocok untuk snorkling (Sumber: times.co.id)

Ternate dan Tidore, dua pulau kecil di Maluku Utara, bukan hanya saksi bisu peradaban Nusantara yang berhadapan langsung dengan kolonialisme Eropa, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata halal. Kejayaan Kesultanan Ternate dan Tidore sebagai pusat perdagangan rempah dunia telah meninggalkan jejak sejarah yang dapat dikemas menjadi ekosistem wisata yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Dari pesona alam hingga situs budaya, kawasan ini menjanjikan pengalaman unik bagi wisatawan Muslim global.

Sejarah mencatat, Kesultanan Ternate dan Tidore adalah aktor utama dalam perdagangan internasional sejak abad ke-15. Kedatangan Portugis pada 1512 dan Spanyol tidak hanya membawa kolonialisme, tetapi juga memperkaya perjalanan Islam di wilayah ini. Islam berkembang pesat dengan akulturasi budaya lokal yang masih terasa hingga kini, terlihat dari bangunan Masjid Kesultanan Tidore yang masih berdiri kokoh, serta tradisi keislaman yang tetap dijaga oleh masyarakat.

Sebagai episentrum perdagangan cengkeh dan pala, kawasan ini juga menyimpan situs bersejarah seperti Benteng Tolukko yang dahulu menjadi saksi perlawanan Kesultanan Ternate terhadap kolonial. Kedaton Sultan Bacan juga menyimpan peninggalan sejarah yang menarik bagi wisatawan yang ingin menelusuri jejak keemasan kesultanan.

Konsep wisata halal bukan sekadar penyediaan makanan halal, tetapi juga meliputi fasilitas ibadah yang memadai, layanan hotel yang berbasis syariah, serta pengalaman perjalanan yang sesuai dengan prinsip Islam. Ternate dan Tidore memiliki potensi luar biasa dalam hal ini. Beberapa destinasi unggulan yang dapat dikembangkan dalam konsep wisata halal di antaranya ekosistem wisata bahari. Pantai Sulamadaha, dengan air jernih dan pasir putihnya tentu dapat menjadi destinasi wisata halal dengan fasilitas keluarga yang mendukung sebagaimana di Maldives. Gunung Gamalama, destinasi alam yang cocok untuk wisata khusus dengan pemandangan menakjubkan. Pantai Kastela, penuh dengan cerita sejarah perlawanan Sultan Khairun melawan Portugis, sehingga dapat menjadi bagian dari wisata sejarah Islam.

Desa Wisata Tifu di Teluk Ngade ata Danau Ngade / Laguna sebagaimana menjadi gambar uang pecahan 1000 rupiah (Sumber: Trinity Traveler/IG)
Desa Wisata Tifu di Teluk Ngade ata Danau Ngade / Laguna sebagaimana menjadi gambar uang pecahan 1000 rupiah (Sumber: Trinity Traveler/IG)

Danau Tolire dan Danau Laguna, keindahan danau yang mistis ini dapat dikemas dalam paket wisata halal berbasis alam dan budaya. Pulau Maitara yang diabadikan dalam uang seribu rupiah ini memiliki potensi wisata halal berbasis bahari yang dapat menarik wisatawan Muslim global.

Kuliner Halal dan Ekonomi Berbasis Pariwisata

Salah satu keunggulan Ternate dan Tidore adalah keberagaman kuliner halal yang berbasis hasil laut dan rempah-rempah. Hidangan seperti ikan garu rica, papeda kuah kuning, dan gohu tuna bisa menjadi daya tarik utama dalam promosi wisata kuliner halal. Untuk memperkuat ekosistem ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah daerah, pengusaha lokal, dan komunitas Muslim global dalam menyiapkan paket wisata yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim, baik domestik maupun internasional.

Keberadaan Sherly Tjoanda sebagai gubernur terpilih menambah dimensi menarik dalam pengembangan pariwisata halal. Sebagai seorang Tionghoa, Kristen, dan perempuan, atau dapat disebut triple minority dalam konteks Indonesia, Sherly memiliki tantangan besar dalam menavigasi kebijakan yang inklusif, termasuk dalam sektor pariwisata halal. Namun, dengan pendekatan yang tepat, hal ini justru dapat menjadi kekuatan, sehingga menunjukkan bahwa pariwisata halal bukanlah eksklusif bagi Muslim semata, melainkan peluang ekonomi berbasis budaya dan sejarah yang dapat dinikmati oleh semua pihak.

Sherly Tjoanda sebagai gubernur Maluku terpilih bersama Menteri Pariwisata, Widiyanti untuk memajukan pariwisata Maluku Utara (Sumber: detik.com)
Sherly Tjoanda sebagai gubernur Maluku terpilih bersama Menteri Pariwisata, Widiyanti untuk memajukan pariwisata Maluku Utara (Sumber: detik.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun