Pada tanggal 26 Januari 2025, India merayakan Hari Republiknya yang ke-76, dengan sebuah kehormatan istimewa bagi Indonesia. Presiden Prabowo Subianto diundang sebagai tamu utama, mengingatkan kita pada momen serupa di tahun 1950, ketika Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, menjadi tamu kehormatan pada peringatan Hari Republik India yang pertama. Kali ini, beriringan dengan 100 hari petama kabinet Prabowo-Gibran, sebanyak 352 prajurit TNI dan para taruna turut serta dalam defile, menempati posisi terdepan dalam parade megah yang disaksikan oleh jutaan pasang mata, tidak hanya di India, tetapi juga di seluruh dunia.
Undangan ini bukan sekadar simbol penghormatan, melainkan cerminan eratnya hubungan diplomatik India dan Indonesia yang telah terjalin selama 76 tahun. Hubungan ini dimulai pada tahun 1949, ketika kedua negara baru saja meraih kemerdekaan mereka dan berjuang untuk menentukan identitas serta arah politiknya di tengah gejolak dunia pasca-Perang Dunia II. India dan Indonesia memiliki kesamaan yang mendalam, dari perjuangan melawan kolonialisme hingga aspirasi menjadi pemimpin di kawasan masing-masing.
Warisan Diplomasi Sukarno dan Nehru
Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru adalah dua tokoh besar yang memainkan peran penting dalam membangun fondasi hubungan India dan Indonesia. Keduanya berbagi visi yang sama tentang pentingnya solidaritas Asia-Afrika, sebagaimana terlihat dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung. Kehadiran Nehru di konferensi tersebut menjadi bukti solidaritas antara dua negara ini dalam menghadapi imperialisme dan mendorong gerakan Non-Blok.
Tidak hanya itu, kedua pemimpin ini juga berusaha menjembatani perbedaan di antara berbagai negara Asia dan Afrika untuk menciptakan tatanan dunia baru yang lebih adil. Mereka percaya bahwa kekuatan diplomatik dan kebudayaan dapat menjadi alat utama untuk membangun perdamaian dunia.
Peringatan Hari Republik India tahun ini menjadi momen refleksi tentang pentingnya hubungan strategis antara India dan Indonesia di era modern. Kedua negara kini tidak hanya berbagi sejarah dan nilai-nilai bersama, tetapi juga memiliki kepentingan strategis dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan.
Sebagai dua negara dengan populasi terbesar di dunia, India dan Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam perdagangan dan investasi. Dengan total populasi lebih dari 1,7 miliar jiwa, kolaborasi ekonomi antara kedua negara dapat menjadi motor penggerak utama pertumbuhan di kawasan Indo-Pasifik. Kerja sama dalam sektor teknologi, energi terbarukan, dan infrastruktur menjadi prioritas utama dalam hubungan bilateral.
India dan Indonesia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Kehadiran kontingen TNI dalam parade Hari Republik India bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga penegasan pentingnya kerja sama pertahanan antara kedua negara. Latihan militer bersama, berbagi intelijen, dan kolaborasi dalam menjaga jalur perdagangan laut yang strategis di Samudra Hindia menjadi elemen penting dalam hubungan pertahanan kedua negara.
Kebudayaan selalu menjadi jembatan yang menghubungkan India dan Indonesia. Dari jejak sejarah Hindu-Buddha di Candi Borobudur dan Prambanan, hingga pengaruh India dalam seni dan sastra Indonesia, kedua negara memiliki warisan budaya yang saling terhubung. Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang turut mendampingi Presiden Prabowo dalam kunjungan ini, diharapkan dapat memperkuat kerja sama budaya, termasuk dalam bidang pariwisata dan pelestarian warisan budaya.
Sebagai dua kekuatan utama di kawasan Indo-Pasifik, India dan Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan geopolitik. Inisiatif seperti "Act East Policy" dari India dan "Global Maritime Fulcrum" dari Indonesia menunjukkan visi bersama kedua negara dalam membangun kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga memberikan dampak positif bagi seluruh kawasan.