Pada 6 Januari 2025, Kota Semarang menjadi salah satu wilayah yang mencatat tonggak penting dalam upaya meningkatkan gizi anak-anak oleh pemerintahan presiden Prabowo Subianto. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah diimplementasikan pada delapan sekolah percontohan pada semua jenjang. Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat, yang bertujuan tidak hanya untuk meringankan beban ekonomi keluarga tetapi juga untuk memastikan generasi muda mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.
Kedelapan sekolah yang sudah mengawali program MBG di kawasan Semarang, meliputi KB Mujahidin dan TK Mujahidin yang berada di Srondol Wetan, SD Negeri di Srondol Wetan sebanyak 3 sekolah, SDN Pedalangan 3 di kawasan Banyumanik, SMP 12 Semarang, dan SMA 4 Semarang. Turut hadir langsung dalam memantau pelaksanaan pertama kali di Semarang adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Profesor Abdul Mu'ti.
Program ini disambut hangat oleh anak-anak dan orang tua. Bagi anak-anak, momen makan bersama di sekolah dengan sajian bergizi menciptakan suasana baru yang menyenangkan. Mereka tidak hanya menikmati makanan yang lezat tetapi juga mendapatkan pendidikan tentang pentingnya asupan nutrisi. Anak-anak yang sebelumnya enggan sarapan atau membawa bekal seadanya, kini terlihat lebih bersemangat mengikuti pelajaran setelah mendapatkan makan siang yang terjamin kualitasnya.
Dampak psikologis positif juga dirasakan oleh orang tua. Bagi sebagian besar keluarga, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, program ini memberikan kelegaan besar. Beban biaya untuk menyediakan makan siang berkualitas di rumah berkurang secara signifikan. Selain itu, adanya jaminan bahwa anak-anak mereka mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi di sekolah membuat para orang tua merasa lebih tenang dan percaya diri terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka.
Menu yang disajikan dirancang oleh tim ahli gizi untuk memastikan keseimbangan karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Misalnya, pada salah satu hari, menu yang disajikan meliputi nasi merah, ayam panggang, tumis sayuran, buah segar, dan susu rendah lemak. Variasi menu ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi tetapi juga mengedukasi anak-anak tentang pentingnya pola makan sehat. Terlebih, konsep materi empat sehat lima sempurna semakin jelas dilaksanakan, tidak hanya dihafalkan.
MBG Sebagai Gerakan Bersama
Kegiatan pendukung seperti lokakarya gizi bagi orang tua dan guru, tentu akan turut memperkaya dampak program ini. Orang tua dilibatkan dalam penyusunan menu, sementara guru diberikan pelatihan untuk memantau perkembangan gizi siswa secara berkala. Dengan begitu, program ini menjadi gerakan bersama yang mempererat hubungan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Program makan gratis bergizi di Semarang yang baru memilih 8 sekolahan, sudah layak dijadikan model keseluruhan sekolah di Jawa Tengah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk keberlanjutan secara masal nantinya. Pertama, setiap sekolah perlu memiliki sistem monitoring yang terintegrasi untuk memastikan program berjalan sesuai tujuan. Data perkembangan anak, seperti berat badan, tinggi badan, dan tingkat keaktifan, harus dicatat secara rutin.
Kedua, partisipasi komunitas lokal. Menjadi penting untuk melibatkan komunitas lokal, seperti petani dan pengusaha makanan sehat, dalam penyediaan bahan baku untuk memastikan keberlanjutan pasokan dengan harga yang terjangkau. Ketiga, pendidikan gizi jangka panjang. Perlu ada kurikulum khusus tentang gizi dan pola makan sehat yang diajarkan sejak usia dini. Hal ini akan memberikan efek jangka panjang terhadap kebiasaan makan anak-anak.
Pelaksanaan program makan gratis bergizi di Semarang adalah langkah kecil dengan dampak besar. Selain membantu anak-anak untuk lebih fokus belajar, program ini juga menjadi solusi konkrit untuk meningkatkan kesehatan generasi muda. Program MBG ini tidak hanya sebagai investasi kesehatan tetapi juga modal sosial untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan produktif di masa depan. Semoga inisiatif ini akan mudah meluas dengan kesiapan para pelaksana di seluruh Indonesia.