Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Penikmat kopi robusta dan kopi arabika dengan seduhan tanpa gula, untuk merasakan slow living di surga zamrud khatulistiwa.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Momentum Baru Sepak Bola Indonesia: Bergabung ke CAFA atau EAFF?

4 Januari 2025   06:32 Diperbarui: 4 Januari 2025   06:32 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Senior Indonesia (Sumber: pssi.org)

Wacana Indonesia meninggalkan Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) dan bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia Tengah (CAFA) atau Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF) telah menjadi isu hangat di dunia olahraga nasional. Pilihan ini bukan sekadar persoalan geografis, tetapi merupakan langkah strategis yang dapat membuka babak baru dalam perjalanan sepak bola nasional, baik dari sisi kompetisi maupun ekonomi olahraga.

Selama bertahun-tahun, Indonesia menjadi salah satu negara dengan basis penggemar terbesar di AFF. Namun, performa di kompetisi regional ini kerap mengecewakan. Ada beberapa alasan mengapa pindah dari AFF menjadi pertimbangan serius. AFF mengalami kompetisi yang stagnan. Dominasi Thailand dan Vietnam dalam beberapa tahun terakhir mencerminkan adanya gap kualitas yang sulit dijembatani tanpa dorongan kompetisi yang lebih ketat. Dominasi kedua negara seringkali diliputi adanya kontroversi dan ketidakpuasan akibat seringnya muncul dugaan manipulasi hasil pertandingan. Kasus terbaru adalah Piala AFF 2024 yang terlalu vulgar merugikan Timnas Indonesia. Realitas inilah yang memunculkan kebutuhan untuk mencari federasi yang lebih profesional dan berintegritas.

Indonesia perlu menghadapi lawan yang lebih kompetitif untuk mempercepat perkembangan taktik, mental, dan fisik pemain. CAFA dan EAFF setidaknya menawarkan peluang tersebut. Keputusan untuk beralih ke CAFA atau EAFF dapat didukung oleh beberapa momentum penting. Pertama, keberhasilan Timnas U-23 di Asian Games 2023. Medali perunggu yang diraih di Asian Games menjadi sinyal bahwa Indonesia mampu bersaing di tingkat Asia jika diberikan platform yang tepat. Kedua, kebangkitan infrastruktur sepak bola yang ditandai dengan peningkatan fasilitas olahraga, seperti stadion berstandar FIFA di berbagai daerah setidaknya menunjukkan kesiapan Indonesia untuk menghadapi kompetisi yang lebih menantang.

Pemerintah telah menunjukkan komitmen besar dalam mendukung olahraga, termasuk dengan pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dan keterlibatan dalam berbagai event internasional. Dukungan pemerintah ini pada akhirnya berimbas pada pengakuan internasional. FIFA yang semakin memperhatikan Asia sebagai pasar utama sepak bola, langkah Indonesia bergabung dengan federasi yang lebih kompetitif dapat memperkuat posisi di kancah global.

Terdapat dua federasi yang menarik untuk diikuti Indonesia, yaitu Federasi Sepak Bola Asia Tengah (CAFA) atau Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF). CAFA diisi oleh enam negara seperti Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgistan, Afghanistan, Iran, dan Turkmenistan. Persaingan di CAFA relatif lebih terbuka dibandingkan EAFF, di mana Jepang dan Korea Selatan mendominasi. Beberapa negara CAFA memiliki jarak lebih dekat dengan Indonesia, mengurangi beban logistik dalam penyelenggaraan pertandingan.

Pada federasi EAFF, Indonesia mesti siap bertanding melawan Jepang, Korea Selatan, dan China. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berarti siap menghadapi level permainan tertinggi di Asia, yang dapat memacu kemajuan signifikan. EAFF menawarkan daya tarik lebih besar untuk sponsor dan nilai hak siar yang lebih tinggi. Mesti diakui bahwa Jepang dan Korea Selatan memiliki sistem pengembangan pemain dan teknologi olahraga yang maju, sehingga membuka peluang transfer pengetahuan bagi Indonesia.

Pertandingan melawan tim-tim kuat Asia dapat meningkatkan nilai jual sepak bola Indonesia di pasar global. Kompetisi di CAFA atau EAFF yang lebih prestisius dapat menarik sponsor internasional untuk berinvestasi di sepak bola Indonesia. Fenomena sepak bola Indonesia jika bergaung CAFA atau EAFF mka akan membuka pariwisata olahraga yang sangat menguntungkan.

Perjalanan ke Asia Tengah atau Asia Timur memang lebih mahal dibandingkan dengan ASEAN. Akan tetapi, peningkatan nilai komersial kompetisi tentu dapat dengan mudah menutupi biaya tersebut. Tingkat persaingan yang lebih tinggi dapat menjadi bumerang bagi Indonesia jika kurang persiapan secara matang. Peningkatan program pembinaan pemain muda dan pelatihan pelatih harus menjadi prioritas. Terakhir, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Asia Timur atau Asia Tengah akan semakin dekat meskipun kemungkinan dapat memengaruhi hubungan dengan negara-negara ASEAN, tetapi manfaat jangka panjang perlu menjadi pertimbangan utama.

Indonesia memiliki momentum untuk melakukan lompatan besar dalam dunia sepak bola dengan bergabung ke CAFA atau EAFF. Kedua opsi ini menawarkan tantangan sekaligus peluang untuk mengangkat kualitas permainan dan memperkuat posisi di kancah internasional. Dengan perencanaan strategis dan dukungan penuh dari semua pihak, keputusan ini dapat menjadi titik balik penting menuju kebangkitan sepak bola nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun