Jika Semarang adalah perpaduan budaya, maka Soto Bokoran adalah cerminan kecil dari keragaman itu.Â
Berdiri sejak tahun 1949, Soto Bokoran telah menjadi ikon kuliner yang tak hanya menggoda lidah, tetapi juga menyimpan kisah sejarah panjang.Â
Dalam setiap mangkuk soto yang tersaji, kita dapat mencicipi warisan budaya dan tradisi lokal yang telah melintasi generasi.
Soto Bokoran berasal dari kawasan Bokoran, sebuah area yang pada masa kolonial Belanda dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pedagang dan pekerja pelabuhan.Â
Soto ini awalnya dijajakan di gerobak sederhana oleh pendirinya, H. Ngatiman, yang memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk menciptakan makanan yang terjangkau bagi masyarakat kecil.Â
Kini, Soto Bokoran telah menjadi destinasi kuliner wajib bagi wisatawan yang ingin menyelami autentisitas Semarang, dengan datang ke Kelurahan Bangunharjo, Semarang Tengah.
Soto Bokoran memiliki bahan dasar kuah bening yang kaya rempah seperti kunyit, jahe, dan bawang putih, yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.Â
Ayam kampung sebagai sumber protein utama dipadukan dengan bihun, taoge, dan potongan seledri, menciptakan sajian rendah lemak namun kaya serat.
 Jeruk nipis yang ditambahkan memberikan vitamin C, sementara sambal pedas memberikan efek meningkatkan metabolisme.