Mohon tunggu...
Muhammad Kautsar Thariq
Muhammad Kautsar Thariq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UIN Sunan Gunung Djati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Sejarah dalam Al-Qur'an

23 Juli 2024   21:55 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penting mengawali pembahasan ini dengan mengemukakan bahwa al-Qur'an tidak memakai kata sejarah dalam mengungkap peristiwa-peristiwa sejarah. Walaupun kata sejarah diambil dari bahasa Arab yang berarti pohon, tetapi istilah itu hanya dipakai untuk mendeskripsikan proses tumbuh, hidup dan berkembang terus menerus seperti yang selalu tergambar dalam sejarah. Sejarah memang biasanya didefinisikan dalam konsep-konsep tersebut. 

Berbeda dengan itu, al-Qur'an memilih kata kisah untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa sejarah. Salah satu ciri khas sejarah yang membedakannya dari kisah adalah keruntutan penyusunan, sedang kisah tidaklah demikian. Tetapi kedua terma ini bertemu dalam fungsinya yaitu menceritakan atau menguraikan suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lampau. Kata kisah ini selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pijakan bagi penelaahan peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di dalam al-Qur'an.

Karena kebenaran merupakan unsur penting dalam ayat ini maka pencarian  dan penelaahan atas peristiwa-peristiwa sejarah harus menghasilkan pula kebenaran sejarah. Dengan demikian eksplanasi dan kritik sejarah yang berkembang dalam disiplin ilmu sejarah dapat ditunjukkan dan dipakai di sini. Tapi karena data yang menjadi sumber rujukan ini adalah al-Qur'an yang valid maka tentu saja pekerjaan berikutnya tinggal memberi penjelasan yang memadai untuk pencarian makna yang lebih mendalam. Untuk makna yang sama dapat pula dijumpai pada firman Allah dalam QS. Yusuf  : 111 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."(QS. Yusuf 12: Ayat 111) 

Kebenaran dan kepastian peristiwa-peristiwa sejarah yang terkandung dalam al-Qur'an semakin terkokohkan lewat keterangan ayat ini. Bukan itu saja, melainkan juga  telah diikuti oleh aspek aksiologisnya bahwa selain menjadi lahan penelaahan juga menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Selain itu terdapat pula ayat lain yang membincangkan tentang berita dari segi kebenarannya yang secara khusus dirujuk kepada ashhab al-kahfi, yaitu firman Allah dalam QS. al-Kahfi Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka," (QS. Al-Kahf 18: Ayat 13)

Kisah seperti yang ada dalam pengertian di atas telah banyak diungkapkan oleh al-Qur'an. Jumlah ayat-ayat al-Qur'an yang membicarakan itu, menurut penelitian A.Hanafi jumlahnya tidak kurang dari 1600 ayat. Penelitian itu pun hanya ditujukan kepada kisah para Nabi dan Rasul. Kalau jumlah standar ayat yang dipakai adalah kesepakatan ulama yaitu 6236, maka setidaknya 25,6 % dari kisah para Nabi dan Rasul itu yang menempati al-Qur'an. Belum lagi kisah-kisah yang lain. Dengan demikian nampak bahwa jumlah tersebut memperlihatkan betapa besar perhatian alQur'an kepada kisah-kisah itu.

Tetapi al-Qur'an bukan kitab sejarah, karena kisah-kisahnya tidak selalu  mencantumkan tempat dari orang-orang secara lengkap, tidak pula urutan-urutan peristiwanya, melainkan kitab petunjuk (hidayah) yang terkadang menceritakan kisah. Sebagian peristiwa yang temanya sama dimuatnya dalam satu tempat dan sebagian yang lainnya dimuat di tempat yang lain. Bahkan menurut Mahmud Syalthut,  karakteristik seperti itu terkadang diungkapkan secara panjang lebar, namun terkadang hanya garis besarnya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun