Universitas Airlangga kembali mengadakan program Kampung Emas pada tahun 2023 ini. Program ini merupakan kerjasama antara Universitas Airlangga dengan Pemerintah Kota Surabaya yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa yang berada di berbagai jurusan dan fakultas berbeda di Universitas Airlangga. Pada tahun ini, program kegiatan tersebut disebut dengan kegiatan Kampung Emas 2.0 dengan tema “Kampung Emas Madani: Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya". Tahun sebelumnya, yakni 2022 program Kampung Emas juga telah terlaksana. Pada kegiatan Kampung Emas 2.0 ini melibatkan banyak mahasiswa dari fakultas-fakultas yang berbeda yang nantinya akan diterjunkan di kelurahan-kelurahan yang ada di Surabaya, salah satunya ialah di kelurahan Dukuh Sutorejo.
Kelurahan Dukuh Sutorejo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Pada kelurahan ini, kelompok yang terjun beranggotakan tiga orang yang berasal dari fakultas yang berbeda-beda, yaitu Muhammad Jundy Arrohman (FKG), Cici Cahyani (FIB) dan juga Ghoisya Zahiro Shofa (FKM).
Program Kampung Emas digunakan sebagai upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Apa itu stunting? Stunting merupakan masalah pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya dan diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Stunting mulai tampak saat anak berusia dua tahun dan dimulai sejak janin masih dalam kandungan. Apa saja upaya atau program Kampung Emas untuk penurunan prevalensi stunting di Kota Surabaya? Dalam kegiatan Kampung Emas terdapat 3 program utama yang digunakan sebagai upaya penurunan stunting.
Pertama adalah LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan neo-natal stunting. Pada program ini dilakukan intervensi konsumsi suplemen Multiple Micronutrients (MMN), melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan calon pengantin, dan memberikan edukasi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Kedua adalah SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication : Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi). Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam praktik makan, manajemen kesehatan mental, penguatan peran PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor kesehatan. Dalam program ini diberikan fasilitas kegiatan pelatihan “ToT” TPK dan kader kesehatan terkait gizi ibu hamil, manajemen stres, dan edukasi gizi melalui media, seperti leaflet, poster, dan video.
Ketiga adalah FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Program ini bertujuan untuk mengembangkan formula makanan berbasis hewani untuk meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil dan calon pengantin untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat). Dalam program ini dikenalkan produk hasil perikanan dan produk pangan hewani yang telah dikembangkan formulanya. Selain itu, dilakukan pendokumentasian formula makanan dan proses pengolahan makanan yang tercakup dalam sebuah video.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H