Mohon tunggu...
Muhammad Jufrianto
Muhammad Jufrianto Mohon Tunggu... Guru - Guru pada UPT SMA Negeri 3 Takalar dan Mahasiswa S3 Universitas Negeri Makassar

Saya adalah wakil ketua Forum Komunitas Guru Penggerak Sulawesi Selatan, Ketua Komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kabupaten Takalar, Alumni S2 Saint Michael's College, Vermont, USA tahun 2014, Pengajar BIPA di Northern Illinois University, Dekalb, USA, di tahun 2016, dan Penerima Beasiswa LPDP Microcredential Indonesian - Harvard University tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lokakarya 1 Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Takalar

4 Mei 2024   11:54 Diperbarui: 4 Mei 2024   12:00 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Program merdeka belajar telah memasuki tahun ke lima. Pelaksanaan Program pendidikan Guru Penggerak semakin menyentuh ruas-ruas daerah sampai ke pelosok kota. Sama hal nya dengan pelaksanaan Lokakarya 1 untuk Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 tahun 2024 pada hari Sabtu, 4 Mei 2024 yang bertempat di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Takalar, dimana CGPnya berasal dari daerah yang beragam, mulai dari daerah ujung utara Galesong sampai ke ujung timur Takalar, yaitu Ko'mara.

Lokakarya yang dipandu langsung oleh 7 Pengajar Praktik ini melaporkan bahwa penekanan lokakarya ini terletak pada nilai, peran, serta kompetensi Guru penggerak dalam sebuah sekolah. Dalam lokakarya ini, 36 CGP pada lokakarya ini ditugaskan untuk berefleksi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak mulai dari berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif, peran-peran yang harus dijalankan oleh para guru di sekolah berupa memimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi, serta kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru penggerak berupa mengembangkan diri beserta orang lain, memimpin proses kegiatan pembelajaran, memimpin pengembangan sekolah, dan memimpin manajemen sekolah. 

Dalam sesi berikutnya, 36 CGP bertugas untuk mendiskusikan kendala-kendala yang dihadapi dalam memainkan peran mereka masing-masing di sekolah tempat mereka mengajar. Kendala yang dimaksud dibagi ke dalam 3 kendala utama berupa bagaimana menjalin kolaborasi efektif dengan guru, kepala sekolah, dan siswa. Bukan hanya itu, mereka pun dituntut untuk mencari kemungkinan solusi yang mereka bisa lakukan guna meminimalkan kendala-kendala yang terjadi tersebut. Solusi yang dikemukakan antara lain berupa pelibatan guru dalam setiap kegiatan, pelaksanaan kegiatan berbagi praktik baik, pembuatan jadwal secara terstruktur baik dalam bentuk digital maupun tertulis guna memaksimalkan kehadiran di kelas, pemberian pemahaman tentang peran guru penggerak, selalu berusaha menjadi role model bagi guru-guru yang lain, menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, dan perlunya manajeman waktu sebaik mungkin. 

Di akhir sesi, 36 CGP hebat ini membahas tuntas tentang bagaimana merintis sebuah komunitas praktisi di sekolah masing-masing serta bagaimana menggerakkan komunitas tersebut hingga bisa dijadikan sebagai ajang melakukan kolaborasi bersama membangun perubahan-perubahan yang semakin inovatif demi tercapainya program-program yang semakin berpihak pada murid. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun