Mohon tunggu...
Muhammad Joni Asfari
Muhammad Joni Asfari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Mahasiswa Aktif di Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjar Pranowo Menjelang Pilpres 2024: Jokowi Part 2?

21 Desember 2021   01:30 Diperbarui: 21 Desember 2021   01:57 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena retorika menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan, khususnya bagi para aktor politik. Retorika menjadi suatu kemampuan yang wajib dimiliki dan menjadi dasar komunikasi politik yang harus selalu dikembangkan. Hal ini tentu berimplikasi terhadap penilaian khalayak terhadap orang tersebut, apalagi jika orang tersebut mempunyai jabatan yang strategis dalam bidang pemerintahan

Menurut Gun-Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru (2013), Retorika berasal dari bahasa latin rhetorica atau rhetoric yang bermakna ilmu atau seni berbicara. Sedangkan dalam buku The Ories of Human Communication dikatakan studi retorika merupakan bagian disiplin ilmu komunikasi, karena di dalam retorika terdapat penggunaan simbol-simbol oleh manusia.

Belakangan ini publik sedang diramaikan dengan bursa Calon Presiden 2024. Tak terhitung banyak kalangan mulai dari pejabat pemerintah seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto sampai dengan Puan Maharani. Pejabat publik tersebut mulai mencuri start untuk mendapatkan tiket dalam perhelatan Pilpres yang akan digelar 2024, tak terkecuali Ganjar Pranowo. 

Pria kelahiran Karanganyar (28 Oktober 1968) yang juga menjabat Gubernur Jawa Tengah selama 2 periode tersebut mulai banyak dibicarakan. Bahkan deklarasi dukungan terhadap Ganjar Pranowo terus bermunculan. Dukungan ini pun muncul dari kelompok-kelompok yang dulu mendukung Jokowi pada Pilpers 2019. Dukungan itu tentu bukan tanpa alasan, sosok Ganjar Pranowo diklaim banyak kemiripan dengan Jokowi baik dari sisi historis maupun geografis.

Ganjar Pranowo dan Joko Widodo satu almamater di UGM

Perjalanan pendidikan yang ditempuh Ganjar Pranowo dan Joko Widodo ternyata mempunyai kesamaan. Mereka berasal dari kampus yang sama, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan Ganjar Pranowo pernah menjabat sebagai Ketua Umum KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) periode 2014-2019. Kesamaan pendidikan ini tentu merupakan jalan yang cukup penting dan bisa menjadi koneksi yang menjanjikan, mengingat UGM merupakan kampus ternama dan memiliki andil besar dalam menciptakan manusia unggul dan berprestasi.

Berasal dari keluarga sederhana

Ganjar Pranowo merupakan seorang yang lahir di lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Walaupun ayahnya seorang Polisi, namun hal itu tidak serta membuatnya berada dalam lingkungan yang berkecukupan. Ibunya membuka warung kelontong dan bahkan Ganjar Pranowo pernah menjadi penjual bensin eceran di pinggir jalan. Hal serupa dialami pula oleh Joko Widodo. Joko Widodo bahkan sempat menjadi ojek payung, berdagang dan menjadi kuli panggul untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak pernah ada yang menyangka dari kesederhanaan hidup dua orang tersebut bisa menjadikannya sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dan Republik Indonesia

PDI Perjuangan menjadi kendaraan politik mereka

Joko Widodo dan Ganjar Pranowo adalah dua sosok penting bagi PDI Perjuangan. Elektabilitas mereka menjadi suatu hal yang patut diperhitungkan bagi partai dan calon presiden lain. Kesuksesan mereka pun tidak bisa kita lepaskan dari PDI Perjuangan. Kiprah politik mereka tentu sudah tidak diragukan. Joko Widodo misalnya, pernah menjadi Walikota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta bahkan Presiden Republik Indonesia.

 Hal serupa dialami oleh Ganjar Pranowo. Ia pernah menjadi Anggota Legislatif dan saat ini ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kesuksesan mereka tidak bisa lepas dari peran PDI Perjuangan yang selalu mendominasi dalam hal pesta demokrasi. Provinsi Jawa Tengah pun menjadi basis penting bagi PDI Perjuangan. Akankah PDI Perjuangan kembali berjaya pada 2024 nanti ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun