Mohon tunggu...
jaenujis
jaenujis Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Generasi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pak Ahok, Jaga Lisan Anda!

19 Oktober 2016   12:04 Diperbarui: 20 Oktober 2016   06:46 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukanlah kepandaian saya menulis dengan kaidah kebahasaan, bukanlah kepandain saya memainkan kata perkata  sehingga pembaca membaca dengan penuh kenikmatan, akan tetapi hati nurani yang mendorong tulisan ini. Semoga apa yang disampaikan bermanfaat khususnya bagi saya sendiri, dan umumnya untuk umat manusia.

Saya sangat senang  denga  sikap MUI terkait kasus dugaan penistaan Al-Qur`an yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta  saat berdialog dengan warga di Kepulauan Seribu, Pak Basuki Tjahaja Purnama terus menuai Kontroversi. MUI melayangkan teguran keras kepada pak basuki yang akrab di sapa Ahok tersebut, melalui surat resmi tertulis. Diantara teguran yang tercantum adalah tidak melakukan perbuatan dan pernyataan atau komentar yang dapat, meresahkan kehidupan masyarakat DKI jakarta umumnya, dan kaum kaum Muslim Khususnya.

Dan sebelumnya juga melayangkan pendapat dan sikap keagamaan Majelis Ulama Indonesia, diantaranya al-Qur`an surah al-aidah ayat 51 secara eksplisit larangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin. Ayat ini menjadi salah satu dalil larangan menjadikan non Muslim sebagai pemimpin.

“… jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu nggak pilih saya, ya kan. Dibohongi pakai surat al-maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena  saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya..“  potongan teks dialog ahok di kepulauan seribu pada hari selasa, 27 september 2016.

Wajar umat Islam merasa resah dalam hal ini. Karena berkaitan dengan kalamullah, yaitu kitab suci umat Musim. Perlu dipertanyakan ke imanannya, jika hati kita nyaman-nyaman saja setelah membaca atau mendengar videonya pak ahok. Sakit rasanya, seolah-olah kalamullah adalah tulisan biasa yang tidak ada artinya, sebagai alat pembohong atau bisa diartikan ulama pembohong menyampaikan tafsirnya. Jadi, Kita bisa melihat sejauh mana keimanan kita.

Tidak selesai sampai itu saja, perdebatan masih berlanjut setelah ahok minta maaf. Banyak dugaan bahwa umat muslim di indonesia menzalimi pak ahok. Kata sebagian pembela pak ahok dalam tulisannya “ kita lupa bahwa Ahok adalah non-Muslim yang sedang dizalimi demi kepentingan dan syahwat politik suatu golongan”, jangan sampai pembelaannya meninggalkan teman muslim lahir dan bathin. Mngkin kita yang akan bertanya dari sisi mana kita menzalimi pak ahok, bukan kah sebaliknya perkataan pak ahok yang menyakiti umat islam di indonesia, terlepas dari niatnya.

Faktanya pak ahok berkata demikian, lisan yang tidak terjaga memberikan kegaduhan sedemikan rupa. Dengan murah hati MUI dan sebagian umat Islam sudah memaafkan pak ahok, karena kita negara hukum, maka tidak ada salahnya umat Islam bawa pak ahok ke pengadilan. Maka saya pribadi mendukung Pak. KAPOLDA bergerak sesuai dengan tugasnya.

Wahai saudaraku (pak ahok), tahanlah lisanmu atasmu. Lidah tidak bertulang, lidah mudah menjulur dan bergerak kian kemari tanpa kendali, dan akhirnya menjadi penglima baginya. Lisan bisa menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan dan kehancuran, jika mereka tidak dapat atau enggan mengendalikannya. Berkatalah dengan ucapan-ucapan yang baik, berkatalah sesuai dengan posisi jabatan anda. Bayangkan jika anda jadi korban dan objek dari perkataan  lisan orang lain, maka bagaimana perasaan anda?

Niscaya anda akan merasakan pahit dan getirnya hidup. anda pasti berharap, agar orang itu menghentikan kejahatannya pada anda, hilangkan keburukan yang dilakukan oleh lisan orang-orang pada anda dan kehidupan anda dapat berangsur normal lagi seperti sediakala. Jika anda tidak ingin dicubit, maka jangan sekali-kali mencubit orang lain, jika anda terpilih menjadi gubernur jangan sekali-kali melakukan hal itu lagi, karena hal itu bisa  memperpecah umat beragama. Tidak menutup kemungkinan demokrasi indonesia akan hancur ”  kira-kira demikian jika saya dipertemukan pak ahok he hee.

mario-ahok2-5808059ffe22bd603cf45dca.png
mario-ahok2-5808059ffe22bd603cf45dca.png
Saya sebagai umat Islam mengajak saudara-saudara seiman menyikapi permasalahan ini dengan tuntutan dan risalah nabi kita Muhammad Saw. Kita taati dan perhatikan kebijakan MUI dan Ormas-ormas Islam lainnya, jangan sampai main hakim sendiri. Bukanlah saya orang yang berilmu tinggi, saya hanya seorang pelajar yang masih berproses mencari haqiqat dalam hidup. Bukankah Kewajiban kita sebagai seorang muslim saling menasehati.

Lalu bagaimana, karena sebentar lagi warga DKI dihadapkan dengan PILKADA, pilihlah sesuai dengan hati nurani anda, saya kira warga DKI sudah dewasa menyikapi persoalan tempo lalu. Pilihlah yang visioner, jelas konsep dan programnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun