Oleh: Muhammad Jihad Hafid
      Generasi memiliki definisi, sekelompok orang yang memiliki umur, tahun lahir,dan lokasi yang sama, serta kesamaan pengalaman yang bersejarah dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan individu tersebut. Selain itu, pengertian generasi Z sendiri yaitu generasi sesudah generasi milenial. Seseorang yang disebut sebagai generasi Z adalah mereka yang lahir di rentang tahun antara 1997 sampai 2012, tepatnya setelah generasi millenium atau generasi Y. Rata-rata generasi Z saat ini sedang menjalani kehidupan di perguruan tinggi, sedangkan Sebagian lainnya telah memasuki dunia kerja sejak tahun 2020.
      Generasi Z merupakan generasi yang lahir di masa kecanggihan, generasi Z juga biasa disebut dengan digital natives dimana mereka merupakan generasi yang sudah mengenal media elektronik sejak lahir, termasuk penggunaan internet yang kian pesat dengan segala konsekwensinya. Generasi Z juga merupakan generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar pada teknologi digital.
      Generasi Z dengan media digital bisa dakatakan merupakan hubungan yang sulit di pisahkan. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan generasi Z saat ini yang lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada di dunia nyata.
      Salah satu platfrom yang tidak bisa terlepas dari generasi Z yaitu media sosial. Media sosial yang bisa dikatakan bahwa pasti setiap generasi Z pasti memilkinya seperi Instagram, facebook, tiktok, youtube dan X/twitter. Media sosial tersebut biasanya digunakan dalam mencari hiburan, interaksi sosial, berbagi informasi dan pembentikan identitas diri.
Peran media digital juga sangat penting sebagai alat pembelajaran bagi generasi Z. Salah satunya yaitu peran You Tube dalam menyediakan video-vidio pembelajaran yang banyak sehinga mempermudah untuk memahami sesuai metode belajar yang diinginkan. Kemudahan untuk mendapatkan akses pengetahuan juga merupakan hal yang memicu generasi Z lebih mudah untuk pendapatkan informasi yang banyak.
Sebelum media digital terutam dalam bidang komunikasi berkembang, manusia hanya bisa berkomunikasi dengan sesama yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Tetapi seiring berkembangnya zaman terutama di era generasi Z ini, untuk menjalin suatu komunikasi sangatlah mudah dengan menggunakan media digital. Saat ini kita tidak perlu bertemu langsung untuk saling berkumunikasi. Sekarang hanya perlu menggunakan media digital seperti pesan singkat atau melakukan video call. Hal itu biasa digunakan oleh genrasi Z untuk membangun hubungan sosial yang lebih luas.
Dibalik itu semua, ada banyak tantnagan yang harus dihadapi generasi Z di era media digital ini. Tangtanagn-tangan tersebut sangat berpengaruh pada pembentukan karaktet dan cara berfikir generasi Z.
Kebiasaan mengkonsumsi informasi secara cepat dan instan bisa berdampak pada kemampuan konsentrasi dan pemahaman mendalam. Dengan adanya  media digital generasi Z tentunya sangat mudah untuk mendapatkan informasi yang instan. Hal itu berdampak pada kemampuan konsentrasi yang mengakibatkan kurangnya kemampuan berkonsentrasi lama dikarenakan kebiasan dan dimanjakan dengan media digital yang memberikan informasi secara instan dan cepat. Sehingga, generasi Z tidak perlu menghabiskan waktu lama untuk berfikir tetapi hal itu juga berdampak pada kegiatan lainnya seperti berkurangnya minat literasi.
Dengan adanya media digilat ini juga, bisa menimbulkan isolasi sosial dan kurangnya interaksi langsung dengan dunia nyata. Berdasarkan hasil survei McKinsey, ada 58% responden dari generasi Z yang menghabiskan lebih dari satu jam waktunya untuk bermain media sosial. Rinciannya, sebanyak 35% mengakses medsos lebih dari dua jam dan 23% responden sebanyak 1-2 jam sehari. Dengan kurangnya interaksi dengan dunia nyata dapat mengakibatkan ketidak stabilan emosional sperti gampang stress, mudah marah, frustasi dan putus asa.
Media digital juga, bisa memberikan tekanan sosial bagi penggunanya. Hal itu bisa terjadi jika pnegguna media digital membuat persepsi dirinya sendiri dan membandingkan dengan orang lain yang tampak lebih sempurna. Bahakan, tidak sedikit dari mereka berusah untuk menjadi seperti orang yang dianggap mereka sempurna bahkan dengan cara-cara yang tidak dianjurkan. Perilaku perilaku seperti itu bahkan bisa memberikan tekanan sosial bagi diri mereka sendiri karena mencoba untuk menjadi orang lain.