Jika Anda berkunjung ke Makassar, tidak lengkap rasanya bila tidak mengunjungi Pantai Losari. Saya melihat keindahan pantai ini paling sempurna kala senja tiba. Asyik untuk menjadi tempat melepas kepergian mentari sore ke peraduannya. Keindahan yang terlalu eksotis untuk dilewatkan. Pantai Losari menjadi salah satu ikon wisata kota Makassar . Tapi malam minggu sebaiknya menghindari tempat ini karena biasanya terjadi kemacetan. Pada hari minggu pagi biasanya ramai dengan masyarakat yang melakukakan aktivitas olahraga di tempat ini.
Kini Pantai Losari tidak seperti dulu lagi. Banyak sekali perubahan. Perubahan yang menakjubkan dan membanggakan, namun disisi lain mungkin memiriskan dan memprihatinkan nurani. Semua itu terjadi karena revitalisasi dan reklamasi yang dilakukan pemerintah kota. Pertama kali saya ke Makassar tahun 1998 para pedagang kali lima berjejer rapi di sepanjang pantai. Kini tempat mereka sudah tidak lagi di tempat itu. Saya biasanya menikmati mie kering atau pisang eppe. Laut yang dulu menghubungkannya dengan Tanjung Bunga, kini sudah ditimbun dan dibangun gedung-gedung megah termasuk Trans Studio yang katanya merupakan studio indoor terbesar di dunia.
Terakhir saya ke Makassar pada lebaran Idul Fitri yang lalu setelah hampir 3 tahun tidak bersua. Perubahannya luar biasa. Bandara Hasanuddin sudah megah sekali. Bandara termegah yang saya pernah lihat di Indonesia. Tapi macetnya sepertinya belum berkurang. Ada fly over yang sedang dibangun, katanya untuk mengurangi kemacetan. Beberapa tahun ke depan ada rencana pembangunan Center Point Of Indonesia yang akan menimbun lautan pantai Losari yang menakjubkan ini. Mungkin beberapa tahun lagi keindahannya ini akan sirna. Bisa jadi akan menjadi kebanggaan baru bagi warga kota Makassar, tapi bagi saya 'menyedihkan'. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghalangi segala perubahan itu bila uang dan kekuasaan yang berbicara. Jikalau saya menyambangi Makassar 6 tahun lagi, saya khawatir tidak ada lagi Pantai Losari yang eksotis ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H