Mohon tunggu...
Muhammad Jabir
Muhammad Jabir Mohon Tunggu... profesional -

Urologist || http://muhammadjabir.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyambut Generasi Digital

8 November 2009   08:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:24 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_1238" align="alignleft" width="300" caption="Gambar dari http://remaja.suaramerdeka.com/"][/caption]

Si Buyung tertidur pulas di atas kereta dorong menikmati udara sore yang agak segar. Si buyung adalah seorang bayi kecil di tempat kost saya. Umurnya sekitar 6 bulan. Ada nama yang sebenarnya, namun bayi kecil ini dipanggil dengan sebutan Si Buyung karena dia terlahir sebagai orang  Padang. Begitulah menurut penuturan sang ibu kost. Beberapa orang anak kost sedang asyik mengutak-atik laptop, sibuk menelusuri situs jejaring sosial di dunia maya. Akupun larut dalam keasyikkan membolak-balik halaman Kompasiana  lewat aplikasi pada Windows Mobile yang disematkan dalam hapeku. Si Buyung belum tahu-menahu apa yang kami lakukan, dia asyik dalam tidurnya dan mungkin bermimpi dia sudah dewasa dan sedang menenteng hape super canggih sambil main internet juga. Hehe…

Saya hanya bisa membayangkan bagaimana kecanggihan teknologi digital di era ketika si Buyung sudah berumur 20 tahun nanti. Mungkin segalanya sudah di“digitalisasi”. Bisa saja pemilihan presiden di Indonesia sudah dilakukan dengan cara digital. Suatu saat nanti kita tak perlu lagi mencelupkan jari ke dalam dawat dan antri di Tempat Pemungutan Suara (TPS).  Tinggal Ketik REG (spasi) ZA-MJ (Zulfikar Akbar-Muhammad Jabir) kirim 2020..(ini hanya contoh.. tdk ada maksud utk kampanye Pilpres di tahun 2020). Saat ini di negara lain hal ini mungkin sudah dilakukan.

Beberapa waktu lalu pernah heboh tentang polemik nikah lewat internet. Sepertinya  beberapa dekade ke depan akan ramai orang yang melakukannya. Kuliah dan debat publik sudah banyak dilakukan lewat telekonferens, belanja dan berbagai macam transaksi dilakukan lewat internet, de el el..semuanya serba digital, termasuk berbuat mesum bisa dilakukan dengan cara digital. Na’udzubillah…

Aku menoleh ke wajah si Buyung yang masih pulas. Terlintas dalam benakku, mungkin si Buyung nanti akan jarang bergaul di dunia nyata, ia akan sibuk bercengkerama dengan teman-temannya didunia maya baik itu melalui chatting ataupun video call. Si Buyung mungkin tidak perlu lagi ke sekolah karena sudah bisa sekolah di rumah melalui telekonferens. Si Buyung mungkin akan obesitas karena jarang bergerak, sibuk di depan laptop dan layar tivi sehingga lemak banyak tertimbun. Mungkin masih banyak lagi generasi lain yang seumur si buyung  akan sibuk dengan dunia maya saja yang melahirkan generasi ‘autis’. Penyakit metabolik (jantung,diabetes mellitus, stroke, ect) sepertinya akan bertambah, kelainan mental akan meningkat. Interaksi sosial yang nyata akan menurun drastis. Jempol tangan manusia mungkin akan mengalami hipertrofi karena kebanyakan mencet tombol gadget digital. Kemacetan lalu lintas akan berkurang kali ya… (krn jarang orang keluar rumah, semua bisa dipesan dari rumah). Demonstrasi  di jalanan mungkin akan berkurang karena cukup dengan demo lewat situs jejaring sosial seperti facebook. Sekarang saja sudah mulai marak. Sebut saja gerakan 1 juta Facebooker dukung KPK. Sepertinya demonstrasi secara digital sudah mulai diperhitungkan.

Saya berharap, kita dan generasi mendatang tidak akan ‘keracunan’ dengan teknologi yang  menyebabkan kita mesti di “digitalisasi” karena mengalami dekompesansi jantung dan jiwa  akibat ekses negatif perkembangan dunia digital. Saya teringat pada suatu tembang lawas :

Alangkah indahnya alam maya

Yang berpuspa ragam semua keindahan

Yang serba menawan

Serta membangkitkan angan-angan  birahi dan perasaan

Yale..yale..yale…yale..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun