[caption id="attachment_74414" align="alignleft" width="300" caption="dari:ruang hati.com"][/caption] Hari Valentine yang diperingati tiap tanggal 14 Februari sudah hampir usai. Ada yang merayakan, namun ada juga yang tidak. Pro kontra ajaran paganisme ini juga terjadi di Kompasiana. Namun ada hal-hal lain yang menurut saya miris dengan berlalunya hari 'kasih sayang' ini. Ada beberapa perayaan yang bersamaan dengan Valentine Day, yang pada akhirnya membuat saya bertanya, Valentine Day itu : Love or Lust ? (Cinta atau Nafsu)? Di Amrik sana, mereka merayakan National Condom Week bersamaan dengan hari Valentine. Kondom menjadi laris manis di hari valentine. Apakah memang hari itu identik dengan kasih sayang dalam bentuk melakukan hubungan seksual baik dengan pasangan sah atau tidak tapi yang penting pake kondom supaya aman? Sepertinya di Indonesia kondom juga laris manis saat Valentine Day. Penginapan di pelesiran penuh. Pesisir pantai Kenjeran di Surabaya dipenuhi oleh mereka yang 'merayakan' valentine. Bahkan ada istilah yang cukup menyentil saya. Valentine identik dengan desakralisasi keparawanan. Menurut kabar burung, banyak yang menyerahkan keperawanan di hari valentine.Semoga kabar burungnya tidak benar.
Valentine Day juga dikenal dengan National Impotence Day di Inggris sono. Kegiatan saling memberikan coklat yang dipercaya mempunyai efek aprodisiak mengingatkan para pria agar tidak impoten apalagi di hari valentine. Apa memang di hari Valentine harus berhubungan seksual? Aku juga gak tahu.. So, Valentine Day : Love or Lust?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI