Sekolah Tinggi Merupakan Gerbang Pemuda-Mahasiswa dan mahasiswi, Menuju Dunia Pendidikan yang berpengetahuan sekaligus Menjadi Jembatan untuk mengaktifkan kesadaran yang teoritis terhadap realita Sosial.
Sekolah Tinggi juga merupakan tempat Romantis untuk beternak ilmu pengetahuan demi melahirkan Generasi cita-cita bangsa, sebagaimana perintah pertama dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia: "Cerdaskan Kehidupan bangsa dan Sejahterakan Fakir Miskin".
Namun hari ini, Nampaknya  Para Utusan yang dipercayakan untuk Bertanggung jawab penuh dalam hal ini, tengah asyik berselingkuh dengan Kekuatan Goib yang sulit di Indra Oleh Mahasiswa. Sehingga melahirkan Problem yang tidak pernah selesai dari tahun ke tahun.
Miris, Kondisi STAIS-Sangatta Yang berdiri di Kota Tambang itu. Tidak seromantis dan Seindah apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, Dan para mahasiswa yang masih memiliki kesadaran. Pendidikan yang seharusnya membebaskan, Pendidikan yang seharusnya memanusiakan, Terjebak dalam permasalahan yang tak kunjung Usai. Â Hal ini mengingatkan kita pada sejarah kelam abad Kegelapan.Â
Mau tidak mau Mahasiswa STAI Sangatta harus mereguk Minuman Iblis yang pahit, Melihat Kondisi kampus STAI Sangatta Hari ini. Becek sepanjang jalan menuju kelas. Ditambah lagi pemandangan Belukar yang harus menjadi santapan mata mahasiswa sepanjang hari di kampus. Begitu banyak persoalan yang dihadapi Kampus STAI Sangatta, Mulai dari akses jalan, Fasilitas Kampus dan macam-macam. Nahasnya Fakta ini terjadi di tengah-tengah Besarnya anggaran APBD Kutai Timur.
Sebagaimana yang kita ketahui, Dalam Rapat paripurna yang di pimpin langsung oleh Ketua DPRD Kutim Joni dan dihadiri sebanyak 21 Anggota DPRD Kutim, serta sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan bahwa mengenai rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS, APBD Kutim Tahun Anggaran 2023 pihaknya memproyeksikan peningkatan pendapatan daerah sebesar Rp 7, 4 Triliun. "Peningkatan Pendapatan Daerah jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya, Â peningkatan tersebut mencapai 79,36 % dari angka proyeksi sebelumnya yang sebesar Rp 5,9 Triliun menjadi Rp 7,41 Triliun," Kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.
Dengan demikian, disadari atau tidak, kenyataan ini berdampak besar terhadap Mahasiswa dan perkembangan pendidikan kita hari ini. Bahkan kondisi ini pun berdampak pada Citra Kampus itu sendiri di mata masyarakat Kutai Timur. Tak hanya itu Kondisi pendidikan yang dibiarkan terus-menerus seperti ini akan berdampak besar pada citra pemerintah Indonesia itu sendiri di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H