Libur akhir tahun sebentar lagi akan dimulai, akan banyak objek wisata yang didatangi bersama keluarga. Tak hanya jam gadang yang popular di Bukittinggi ada juga objek wisata lain yaitu lobang jepang yang penuh misteri. Jepang yang banyak meninggalkan bangunan bangunan yang memiliki nilai sejarah, jepang meninggalkan bangunan berupa gua ataupun lobang yang dulunya digunakan sebagai basis pertahanan militer. Salah satunya lobang yang peninggalan penjajahan jepang tersebut bisa ditemukan di Bukittinggi, tempatnya di Bukit Sihanok yang berada dalam kawasan objek wisata taman Panorama Bukittinggi.
Untuk mengunjungi dan memasuki area lobang jepang alangkah baiknya temui pemandu atau orang yang mengelola lobang jepang tersebut, agar kita dapat mengetahui sejarah dan cerita apa saja yang telah terjadi terkait dengan lobanmg jepang. Di awal memasuki area lobang jepang, pengunjung akan menuruni anak tangga sejumlah 132, di dalam lobang jepang kita tidak akan kegelapan karena pihak pengelola lobang jepang sudah memasang lampu di pinggir-pinggir dinding area lobang jepang.
Di dalam lobang jepang memiliki 21 lorong-lorong kecil yang memiliki berbagai fungsi, dan didalam lobang jepang tersebut terdapat berbagai ruangan yaitu: ruangan amunisi, ruangan pertemuan, pintu pelarian, ruang penyergapan dan penjara. Ruang penjara, dapur dan ruang pengintaian berdekatan, ruang penjara tentu merupakan sebuah ruangan untuk tahanan para romusha yang sudah tidak bisa dipekerjakan lagi. Apabila diantara pekerja ada yang tewas maka mayatnya akan di potong-potong dan dibuang ke lubang kecil, lubang tersebut memiliki lebar 1m dan tinggi 2m 15m.
Lobang jepang Bukittinggi dibuat atas persetujuan dan instruksi Letjen Moritake Tanabe, panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat Balatentara Jepang. Lobang jepang dibuat setelah Jepang berhasil menguasai Bukittinggi dari tangan Belanda pada bulan Maret 1942. Jepang memerintahkan Romusha yang berasal dari Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Orang asli Bukittinggi justru dikirim ke wilayah lain seperti Pulau Biak dan Bandung, beberapa jumlah pekerja Romusha yang diperkerjakan dan tewas saat mengerjakan lobang jepang.
Bunker bawah tanah yang memiliki panjang 1.470 meter dan berjarak 40 meter dari bawah Ngarai Sianok. Menjelajahi kompleks terowongan akan memberikan sensasi petualangan yang berbeda, tiap terowongan berdiameter 3 meter dan memiliki dinding-dinding yang begitu tebal sehingga suara yang dari luar tidak akan terdengar sampai kedalam. Lobang jepang ini bisa dikatakan sangat luas, yang luasnya hamper dua hektar dan memiliki 6 pintu, didalam bunker sangat dingin karena di dalam nya ada ventilasi.
Didalam bunker terdapat pajangan foto-foto sebuah museum perjuangan, dan didalam bunker juga dilengkapi dengan CCTV. Pada akhirnya lobang jepang menjadi saksi sejarah akan pendudukan jepang di Bukittinggi, ya walaupun banyak terdapat kisah-kisah kelam namun lobang jepang tetap menjadi objek wisata. Peminat dari objek wisata ini tidak hanya dari kalangan muda saja, namun orang tua juga berminat untuk mengunjungi tempat ini.
Terlebih banyak kunjungan-kunjungan dari sekolah untuk melakukan studi tour ketempat ini, melihat bagaimana sejarah lobang jepang dan bagaimana cerita nya. Karena banyak cerita yang menarik, dan pengetahuan tentang sejarah Romusha tersebut. Sudah tidak terhitung berapa banyak orang yang tewas untuk membangun lobang jepang ini, dan mayat-mayat orang yang sudah mati di potong-potong lalu di buang kedalam lobang kecil dekat dapur, dan akan mengalir ke sungai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H