Salah satu berita yang menarik saya ingin mencoba kaji adalah tentang Polres Sleman membongkar produksi pangan dengan bahan tambahan pupuk ZA, di Sidomulyo, Godean, Sleman
Pertama, saya ingin mencoba klarifikasi dulu dari 2 judul tersebut, ada perbedan dalam mengatakan judul yaitu pupuk ZA dan pupuk urea. Menurut saya, kedua itu jelas berbeda, karena memiliki kadar nitrogen yang berbeda, silahkan baca.
http://www.gerbangpertanian.com/2014/04/perbedaan-pupuk-urea-dan-za_13.html
Namun, dari isi berita pada dasaranya mengatakan pupuk ZA, jadi saya simpulkan kasus ini menggunakan pupuk ZA. Selanjutnya, melihat proses pembuatan nata de coco itu sendiri. Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan Acetobacter xylinum. Pada dasarnya proses pembuatan nata de coco adalah dari air kelapa tua, dan ada beberapa bahan tambahan seperti asam cuka pekat, gula putih dan Amonium Sulfat (ZA) yang ditambahkan sebanyak 3-5 gram per liter air kelapa sebagai sumber nitrogen mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri Acetobacter xyllinum, untuk meningkatkan produktivitasnya dalam mengubah gula dalam air kelapa menjadi serat selulosa (nata).
Lalu, sebenarnya bolehkah pupuk ZA digunakan dalam makanan? Menurut saya, ZA yang digunakan sebaiknya dalam bentuk food grade, karena memang sudah terjamin untuk makanan, dan tentu memiliki spesifikasi yang agak berbeda dengan pupuk ZA.
http://www.alibaba.com/product-detail/Ammonium-Sulfate-Food Grade_665208931.html?s=p
Namun, apakah penggunaan pupuk ZA tersebut berbahaya? Dari berbagai referensi mengatakan, ZA yang terkandung sudah hilang, karena saat nata sudah jadi akan dicuci dengan air bersih dan direbus berulang untuk membunuh bakteri dan menghilangkan aroma. Rebus dan pencucian berulang sehingga yang tersisa cuma serat/nata saja. Referensi lainnya dari US Food and Drug Administration (FDA) memasukkan ZA ke dalam daftar zat tambahan pangan yang aman (Generally Recognized As Safe (GRAS)), “There is no evidence in the available information on aluminum ammonium sulfate, aluminum potassium sulfate, aluminum sodium sulfate, aluminum sulfate, acidic sodium aluminum phosphate, basic sodium aluminum phosphate, and aluminum hydroxide that demonstrates, or suggests reasonable grounds to suspect, a hazard to the public when they are used at levels that are now current or that might reasonably be expected in the future.”
http://www.fda.gov/food/ingredientspackaginglabeling/gras/scogs/ucm260848.htm
Namun, saya sendiri menyimpulkan belum tentu berbahaya, sehingga butuh pengujian lebih lanjut.
http://beritajogja.id/nata-de-coco-pakai-pupuk-za-belum-tentu-berbahaya.html
Lalu, kenapa industri ini menggunakan pupuk ZA?
Ada kemungkinan bahwa harga pupuk yang disubsidi oleh pemerintah membuat pabrik tersebut cenderung memilih penggunaan pupuk ZA dibandingkan ZA untuk food grade.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H