Sepak bola indonesia kembali dihentikan, setelah mengambang dengan isu di lanjutkan atau tidaknya kompetisi, akhirnya PSSI sebagai federasi memberikan kepastian bahwa liga musim ini harus distop (dihentikan).
Dengan rencana akan dilanjutkan karena pemberhentian karena wabah pandemi covid-19, ternyata upaya itu gagal, padahal rencannya sudah hampir sudah disiapkan semua klub dengan; swab pemain, mematuhi protokol, strelisasi lapangan, dan lainnya telah dilakukan. Namun usaha itu tidak berhasil, rencana itu gagal karena kendala izin dari kepolisian salah satunya.
Covid-19 memang masih meningkat di Indonesia, tapi sudah tidak menjadi isu utama, tapi protokol kesehatan masih perlu dilakukan. Mungkin ini bisa jadi salah satu alasan izin menggelar pertandingan di Indonesia dipersulit.
Bagaimana dengan liga di Asia Tenggara lainnya? Malaysia, Vietnam, dan Thailand, yang menjadi kompetitor antar Timnas di Asean tetap dilanjutkan. Bahkan video yanto basna yang bermain di Liga Thailand beredar luas di sosial media, ia menyindir Liga di Thailand tetap jalan, dengan gaji 100%. Pernyataan yang memohok pencinta sepak bola lokal Indonesia, bahkan juga bisa menyerang mental pemain Indonesia yang selama ini menunggu Liga demi pemasukkan dirinya.
Sebelumnya juga banyak pemain dari Liga 1 yang memprotes tidak jadi dijalankan kompetisi, padahal dirinya sudah swab berkali-kali, bahkan menyindir Pilkada yang terus dilakukan walau pandemi masih ada. Pilkada memang akan dilakukan akhir tahun ini, kampanyepun diperbolehkan atas protokol yang harus dipersiapkan sebagai syarat.
Di Indonesia sudah menjadi hal biasa liga terhenti, entah di tengah jalan atau di awal musim. Salah satu yang paling masih diingat di tahun 2015, dimana kisruh antar PSSI dengan Kemenpora yang menyebabkan PSSI dibekukkan dengan liga dihentikan. Tidak ada pertandingan kala itu, pemain-pemain dari berbagai klub memilih bermain tarkam (antar kampung) demi dapur tetap ngebul. Tahun menyakitkan yang membuat Timnas juga tidak bisa bermain di Internasional yang membuat peringkat dunia sepak bola Indonesia merosot jauh.
Kejadian ini harus bisa dijadikan pelajaran, ke depannya federasi harus siap, jika perbandingan dengan liga eropa dianggap tidak apple-to-apple, bisa dibandingkan dengan liga di Asean lainnya, yang ternyata punya kesiapan lebih matang soal kompetisi liga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI