Mohon tunggu...
muhammadirham
muhammadirham Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa MTsN Padang Panjang Kelas 9H

Hobi : Menulis; Berenang; Table Tennis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena "Cabut" pada Siswa Laki-laki: Penyebab dan Dampaknya terhadap Karakter

28 Januari 2025   22:20 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:20 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk mengatasi fenomena ini, kerja sama antara guru, orang tua, dan siswa sangatlah penting. Guru perlu mencari tahu alasan di balik kebiasaan "cabut" siswa agar dapat memberikan solusi yang sesuai. Pemahaman ini menjadi langkah awal yang penting.

Orang tua juga memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pengawasan. Mereka perlu memastikan anak-anak mereka memiliki lingkungan belajar yang kondusif di rumah. Komunikasi yang terbuka dengan anak adalah kunci untuk mengatasi masalah ini.

Sekolah dapat menciptakan program-program menarik, seperti ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat siswa. Kegiatan ini dapat memotivasi siswa untuk lebih sering hadir di sekolah dan mengembangkan bakat mereka.

Selain itu, penerapan sanksi yang mendidik dapat memberikan efek jera kepada siswa yang mencoba bolos. Sanksi tersebut harus diiringi dengan pendekatan yang memberikan pemahaman tentang pentingnya kehadiran di kelas.

Bimbingan konseling adalah langkah penting lainnya. Konselor dapat membantu siswa memahami masalah yang mereka hadapi dan memberikan solusi untuk memperbaiki perilaku mereka. Pendekatan personal sangat diperlukan dalam hal ini.

Pendidikan karakter juga harus menjadi prioritas dalam kurikulum sekolah. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kedisiplinan, dan kerja sama perlu ditanamkan sejak dini agar siswa memahami pentingnya aturan dan norma.

Penggunaan teknologi yang interaktif dalam pembelajaran dapat membantu mengurangi kebosanan siswa. Materi yang disajikan dengan cara menarik membuat siswa lebih termotivasi untuk tetap hadir di kelas.

Dukungan dari pemerintah juga tidak kalah penting. Penyediaan fasilitas belajar yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman dan akses teknologi, dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar.

Kolaborasi antara guru, orang tua, dan pemerintah menjadi kunci utama untuk mengatasi fenomena "cabut". Dengan kerja sama yang erat, siswa dapat diarahkan untuk memahami pentingnya pendidikan dan disiplin.

Fenomena "cabut" harus dilihat sebagai tantangan sekaligus peluang untuk memperbaiki sistem pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, disiplin, dan menghargai pentingnya proses belajar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun