Pernahkah kamu mendengar tentang penyumbatan pembuluh darah?
Penyumbatan pembuluh darah atau stenosis adalah kondisi dimana pembuluh darah mengalami penyempitan. Stenosis paling sering terjadi pada arteri koroner yang biasa dialami pasien yang mengalami penyakit jantung koroner. Tetapi, stenosis juga bisa terjadi di pembuluh darah manapun, termasuk pada pembuluh darah otak. Â Stenosis pada pembuluh darah otak adalah sebuah penyempitan arteri di otak. Penyempitan terlihat dari aliran darah menuju otak yang menyebabkan hilangnya sel-sel otak yang rusak dalam waktu singkat mengakibatkan penyumbatan dan berujung pada stroke atau matinya sel otak.
Â
Lalu, apa saja penyebab stenosis pembuluh darah otak?
Penyebabnya bisa dari banyak hal seperti endapan kolestrol, jenis lemak lain, dan kalsium yang dapat menumpuk di pembuluh darah dan mengakibatkan aterosklerosis. Artherosklerosis ditandai dengan pengerasan dan penyempitan arteri secara progresif akibat timbunan lemak dengan disertai peradangan.
Aterosklerosis intrakranial telah terbukti menjadi penyebab stroke paling umum di seluruh dunia dan berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya stroke berulang dibandingkan dengan subtipe stroke lainnya. Kombinasi faktor risiko DM, hipertensi, CAD, dislipidemia dan usia >45 tahun meningkatkan risiko terjadinya stenosis aterosklerotik intrakranial pada penderita stroke iskemik sebesar lima kali lipat (Nindela et al., 2021).
Penyakit aterosklerosis intrakranial biasanya ditemukan pada siphon arteri karotis interna (ICA), yaitu lumen utama MCA, arteri vertebralis distal, persimpangan vertebrobasilar, dan/atau bagian tengah arteri basilar. Arteri basilar adalah lokasi yang paling umum karna menampung 8% dari seluruh lesi brakiosefalika, sedangkan lokasi yang jarang terkena adalah di Middle Cerebral Artery (MCA) (Klopfenstein et al., 2005). Stenosis atherosklerotik intrakranial dapat diprediksi dan dicegah. Pencegahan dan evaluasi stenosis intrakranial sangat penting bagi keberhasilan pencegahan dan tatalaksana stroke iskemik.
Â
Bagaimana cara dokter mendiagnosa adanya stenosis atherosklerotik intrakranial?
Tentunya, dokter akan melakukan anamnesa, yaitu dengan mewawancarai pasien terkait dengan gejala dan riwayat medis yang dimiliki pasien. Kemudian untuk mengetahui diagnosa secara akurat, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang untuk mencitrakan pembuluh darah yang mengalami stenosis atherosklerotik. Metode pencitraan vaskular non-invasif yang dapat digunakan untuk mendeteksi stenosis atherosklerotik intrakranial, yaitu bisa dengan CT Scan atau MRI.