Mohon tunggu...
Muhammad Irfansyah
Muhammad Irfansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca Suka buat konten dan tulisan apa saja

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keanekaragaman Hayati untuk Masa Depan Bumi dan Indonesia

24 Mei 2022   12:00 Diperbarui: 24 Mei 2022   12:02 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti yang kita ketahui, beberapa bulan terakhir banyak sekali kejadian alam yang berdampak sangat besar sebagian kecil dari kejadian alam yang terjadi akhir akhir ini salah-satunya adalah suhu bumi yang semakin naik dan kita menyadarinya secara langsung dimana hampir disetiap daerah merasakan hal yang sama, begitupun dengan tingkat kesehatan lingkungan yang semakin lama semakin memperihatinkan belum selesai menangani masalah covid-19 kini beberapa wilayah eropa, afrika dan amerika sedang menghadapi masalah baru yaitu serangan virus monkeypox (cacar monyet) yang dapat menjangkit orang dewasa dengan efek yang ditimbulkan berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

dari beberapa fenomena tersebut maka kita perlu adanya langkah untuk menjaga lingkungan supaya tatanan ekosistem kita tetap seimbang dan terjaga kelestariannya, membahas mengenai keseimbangan alam tentu akan lekat dengan kata flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. lantas apa sih keanekaragaman hayati itu?, keanekaragaman hayati merupakan kekayaan atau variabalitas yang biasanya berupa keanekaragaman pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang jumlahnya cukup tinggi, Ada baru sekitar 6.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya dan masih banyak lagi flora fauna yang belum diketahui potensinya, bahkan ada beberapa yang mungkin belum terdeteksi.

Akan tetapi, berapa waktu lalu berdasarkan laporan ahli Intergovernmental Science Policy Platform On Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) 2019 menggambarkan dalam tataran global, 50 persen perluasan sektor pertanian dan perkebunan menyebabkan hilangnya hutan, termasuk budidaya monokultur. dari laporan tersebut maka ini akan menjadi tanggung jawab yang besar bagi kita selaku manusia sebab dengan berkurangnya wilayah hutan maka beberapa fauna endemik akan ikut tergeser dan punah, populasi beberapa hewan akan tidak terkendali karena kehilangan hewan pemangsanya sehingga tatanan ekosistem kita tidak seimbang serta akan berdampak bagi manusia itu sendiri, sebagai contoh gagal panen yang dirasakan oleh petani padi akibat hama tikus yang tidak terkendali dalam populasinya disebabkan berkurangnya pemangsa alaminya yaitu burung hantu dan hewan lain yang merupakan pemangsa tikus, mereka kehilangan habitatnya dikarenakan ulah manusia yang menggunakan lahan terlalu berlebihan dan menggeser habitat asli dari hewan pemangsa tikus sehingga populasinya berkurang dan tak sanggup untuk mengatasi membludaknya populasi dari hewan buruannya sendiri yaitu tikus.  oleh karena itu, tidak terkendalinya populasi hewan pengerat atau hewan-hewan lain yang memiliki dampak yang tinggi bagi ekosistem bisa saja terjadi apabila pemangsa alaminya punah akibat pembukaan lahan baru yang menggeser habitat alaminya. 

sebagai contoh lumba-lumba vaquita yang kini jumlahnya hanya berkisar 60 ekor, hewan yang tinggal diwilayah teluk california utara ini memiliki peran penting dimana ia merupakan pemangsa bagi ubur-ubur yang ada dilautan, dengan keadaan yang seperti sekarang ini maka bisa saja berakibat pada membludaknya populasi ubur-ubur dan tentu saja akan menimbulkan dampak yang besar bagi lingkungan jika sampai terjadi. Adapun contoh lainnya seperti kepunahan gorila yang merupakan hewan yang menempati teratas rantai makanan akan menyebabkan gundulnya wilayah hutan dan pegunugan karena tidak ada yang menyebarkan biji dari pepohonan yang tumbuh diwilayah sekitar hutan, meskipun beberapa pohon bisa melakukannya sendiri tetapi ada beberapa pohon yang tidak bisa dan bisa saja dengan menipisnya populasi gorila akan berdampak pada menghilangnya wilayah hutan dibumi.

melihat pada pemaparan diatas maka dalam permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya penting sekali untuk adanya payung hukum yang menaunginya sebagai pelindung agar manusia tidak berbuat secara sembrono lagi dalam permasalahan lingkungan hidup ini, kita juga perlu menerapkan sebuah sistem hukum yang keras dan sanksi-sanksi yang tegas bagi setiap perusak wilayah hutan tanpa memandang siapa pun itu sehingga para pelaku perusakan wilayah hutan pun akan merasa takut dan jera untuk sekedar melakukannya kembali.

maka oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan langkah perubahan yang besar agar kehidupan alam dan sekitarnya tetap terjaga serta sudah saatnya bagi kita untuk berdamai dengan alam dengan membuang segala bentuk keegoisan kita untuk mengeruk habis sumber daya alam yang ada dibumi untuk diri sendiri, kita perlu juga melihat orang lain dan makhluk-makhluk lain yang sama-sama menggantungkan hidupnya didunia ini serta kita juga perlu ingat bahwa dunia tempat kita tinggal hanyalah satu jika dunia ini kita rusak hari ini bagaimana nasib anak cucu kita nanti dimasa depan mereka akan menanggung derita yang teramat besar karena ulah kita pada hari ini, Tuhan memberikan karunia-Nya yang teramat besar bagi manusia sampai saat ini maka sudah pantaslah bagi kita menjaga apa yang sudah diberikan tuhan kepada kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun