oleh Muhammad Irfan & Yuni Eka Putri
Aceh dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Secara historis, wilayah Aceh telah memiliki beberapa kerajaan lslam, di antaranya Kerajaan Perlak, Samudra Pasai, dan Aceh Darussalam (Zumrotul Muhzinat, 2020: 74).
Kerajaan Samudra Pasai, sebagai pusat peradaban Islam di Indonesia, menyimpan sejarah yang kaya dan unik yang mencerminkan keberagaman budaya dan konsistensi ajaran Islam di wilayah Aceh. Dalam penelitian yang dilakukan oleh M. Al-Fatih (2023), ditemukan bahwa peradaban Islam di Kerajaan Samudra Pasai memegang peran sentral dalam membentuk identitas dan kehidupan masyarakat setempat. Analisis mendalam terhadap sejarah ini membuka wawasan tentang bagaimana agama Islam tidak hanya menjadi dasar kehidupan spiritual tetapi juga meresap ke dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi kerajaan ini. Hal ini kontras dengan dinamika masyarakat pada masa Indonesia kuno.
Pentingnya peradaban Islam di Samudra Pasai tercermin dalam aspek kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Nilai-nilai agama Islam memberikan landasan moral yang kuat, membentuk norma-norma sosial, dan menciptakan kerangka kerja yang kohesif. Penelitian tersebut juga menyoroti pertukaran dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, mencakup seni, arsitektur, dan literatur Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Samudra Pasai bukan hanya pusat agama, tetapi juga pusat kebudayaan yang mengakomodasi dan mengembangkan warisan Islam.
Seiring dengan penelitian tersebut, semakin terbuka pandangan mengenai betapa pentingnya Kerajaan Samudra Pasai dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Pusat peradaban ini menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan Islam di kepulauan Nusantara dan meninggalkan warisan berharga yang mencerminkan keberagaman dan kekuatan spiritual masyarakat Aceh. Dengan pemahaman lebih lanjut tentang sejarah ini, kita dapat menghargai kontribusi Samudra Pasai dalam membentuk wajah Islam di Indonesia.
Sejarah dan Kehidupan Masyarakat
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan islam awal di Nusantara (Moquette, 1913) yang terletak di pesisir tepi laut kabupaten Aceh Utara. Saat ini, fakta aset sejarah (arkeologis) dari kerajaan Pasai yang di temukan telah banyak yang rusak, sirna serta tidak utuh. Sebagian besar situs- situs arkeologis aset kerjaan Samudera Pasai telah tertimbun oleh endapan di bawahpermukaan (BPCB Aceh, 2014). Web CSA ialah salah satu web sejarah aset dari Kerajaan Samudera Pasai. Web CSA terletak di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh (Pramana dkk., 2020).
Kehidupan masyarakat di Kerajaan Samudra Pasai terwujud sebagai harmoni antara agama dan kebudayaan islami. Ajaran Islam membentuk landasan moral dan etika yang mendasari setiap aspek kehidupan masyarakat. Pemerintahan kerajaan ini, dengan kokoh didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, memberikan arah dan legitimasi kepada setiap kebijakan yang diterapkan. Penerapan hukum Islam melalui pengadilan Islam menjadi sarana penegakan keadilan dan ketertiban, menciptakan kerangka hukum yang bersandar pada nilai-nilai agama.
Fondasi agama Islam dalam pemerintahan Samudra Pasai menciptakan sebuah budaya yang khas dan berbeda. Selain memengaruhi sistem hukum, Islam juga meresap ke dalam struktur sosial dan politik. Masyarakat mengadopsi norma-norma Islam dalam hubungan sosial, membentuk tatanan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, saling menghormati, dan solidaritas. Keberadaan masjid-masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan menjadi simbol kehadiran Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menjadi tempat untuk ibadah, pembelajaran agama, dan interaksi sosial.
Perkembangan budaya Islam di Samudra Pasai tidak hanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga melalui seni dan arsitektur. Masjid Pasai, sebagai contoh, tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga sebuah monumen seni arsitektur Islam yang menggambarkan keindahan dan keagungan ajaran Islam. Seni kaligrafi, ukiran, dan hiasan-hiasan lainnya mencerminkan nilai-nilai spiritual Islam yang diterapkan dalam karya seni.
Dengan demikian, agama dan kebudayaan Islam tidak hanya bersifat simbolis di Kerajaan Samudra Pasai, tetapi menjadi pilar utama yang membentuk struktur kehidupan masyarakat. Keharmonisan antara ajaran Islam dan kebudayaan lokal menciptakan identitas yang unik dan kuat, meneguhkan peran penting Samudra Pasai sebagai pusat peradaban Islam di Indonesia pada masanya.