Tahun lalu kita dihebohkan dengan munculnya sebuah berita beberapa warga yang mendadak mejadi miliader setelah menjual beberapa petak tanahnya kepada PT Pertamina, yang mana tanah tersebut akan dijadikan proyek salah satu Badan Usaha Milik Negara tersebut. Sehingga beberapa warga menjual tanahnya tersebut dan kemudian mereka mendadak menjadi kaya raya, karena mendapatkan uang miliaran rupiah hasil dari penjualan lahan mereka.
Satu Tahun berlalu, kemudian masyarakat kita dihebohkan kembali dengan berita dari tempat yang sama satu tahun lalu, akan tetapi beritanya berbeda. Apakah mereka semakin kaya dan sukses? setahun kemudian mereka semua yang tadinya mempunyai uang miliaran rupiah habis begitu saja! Bahkan beberapa warga tak segan membelanjakan uang tersebut secara berfoya-foya, membelikan mobil mewah dan barang barang mewah lainnya, yang seiring berjalannya waktu mereka pada akhirnya tidak menyadari hal tersebut hingga uang mereka pun habis terkuras dalam sekejap.
Kini mereka sudah tidak mempunyai pekerjaan lagi dikarenakan lahan-lahan mereka telah dijual dan mereka adalah para petani yang biasanya medapat 40 juta sekali panen kini mereka sudah tidak punya apa apa lagi. Dan bahkan mereka menuntut kembali tanah yang sudah mereka jual (?) miris bukan?, karena mereka sudah tidak mempunyai mata pencaharian sehari hari sebagai petani , bahkan untuk mencari makan pun mereka kesusahan.
Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar kemanakah perginya uang tersebut? Dan mengapa seringkali kejadian ini terjadi, banyak orang yang tadinya mempunyai uang yang sangat banyak pada akhirnya uang mereka habis ludes entah kemana. Apakah karena mereka tidak bisa mengelola uang dengan baik?, sehingga pada akhirnya dengan mudahnya mereka menghabiskan uang mereka.
Itulah dia pendidikan keuangan seringkali tidak diajarkan di sekolah pada umumnya, semasa sekolah kita hanya diajarkan untuk menghitung uang, bukan menjaga uang atau bahkan mengelola uang tersebut. Hal ini menjadi persoalan penting karena mengelola keuangan merupakan hal sepele yang seringkali banyak orang yang meremehkan hal ini.
Seni mengelola uang namanya, mengelola uang tidak ada kaitannya dengan seberapa tinggi seseorang mempunyai gelar pendidikan, tapi mengelola uang berkaitan dengan pola pikir, cara berpikir dan bertindak seseorang dengan uang tersebut. Ada cerita menarik diantara dua orang yang berbeda yang pertama, adalah seorang Ronald Read, ia hanya seorang Office Boy di sebuah perusahaan di Amerika, ia bekerja selama 17 tahun, kemudian ia meninggal pada usianya yang ke 94 tahun. Kedua, Richard Fuscone, ia adalah salah pebisnis yang terkenal, bergelar MBA (Gelar Pendidikan Bisnis), berkarier di dunia bisnis selama bertahun tahun.
Lantas, apa yang terjadi dengan kedua orang ini?. Ketika Ronald meninggal ia meninggalkan harta mencapai 8 Â juta usd (Setara Miliaran Rupiah). dengan hasil jerih payahnya menyisihkan uang dari setiap penghasilannya dengan cara hidup berkecukupan dan membiasakan menabung, Â Sedangkan Richard?, setelah pensiun dari dunia bisnis, ia kemudian bangkrut hartanya ludes hilang entah kemana, karena banyak berfoya foya dan terlilit hutang yang sangat banyak.
Mendapatkan uang merupakan persoalan yang sama bagi semua orang, tetapi menjaganya itu lain ceritanya. Untuk mendapatkan uang yang dibutuhkan pengambilan resiko, sikap optimis dan keterampilan. Sedangkan untuk menyimpan uang dibutuhkan kerendahan hati bahkan rasa takut akan kehilangan apa yang didapat dengan cepat, dan ini hanya dimiliki segelintir orang yang bisa mengatur keuangannya dengan baik.
Manusia tidak akan pernah cukup Ketika menghadapi masalah keuangan. Kita seringkali kurang mensyukuri apa yang telah kita dapat dan bahkan selalu merasa kurang dan masih jauh dari kata cukup. Kebanyakan orang terlalu mengikuti hawa nafsu mereka untuk membeli sesuatu dan terkadang mereka lupa apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Dan bahkan kebanyakan orang membeli barang hanya untuk mendapat pengakuan dari orang lain (Rasa Gengsi), sedangkan sedikit dari mereka yang membeli sesuatu untuk memanfaatkan fungsi dari barang tersebut.
Merasa cukup dan merasa kurang masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menjadi seseorang yang selalu merasa cukup,mereka tidak akan mempunyai beban dalam pikirannya untuk membeli barang barang mewah, sedangkan bagi orang yang kaya hidupnya hampir dipenuhi banyak kecemasan, karena belum memikirkan mempunyai mobil mewah, rumah mewah dan lain lain. Semakin banyak uang, standar kita terhadap hal hal yang berkaitan dengan uang semakin naik juga.