Pada pembahasan kali ini akan membahas bagaimana keangkuhan Qarun sebab harta kekayaannya dalam penjelasan di dalam Surah Al-Qasas ayat 76 yang berbunyi :
اِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْ ۖوَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَآ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَتَنُوْۤاُ بِالْعُصْبَةِ اُولِى الْقُوَّةِ اِذْ قَالَ لَهٗ قَوْمُهٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ
Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, lalu ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya tumpukan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya : "Janganlah engkau terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri."
Di dalam buku Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, kisah ini ditampilkan sebagai peringatan kepada kaum musyrikin Mekah yang menindas kaum muslimin disebabkan oleh kekayaan yang mereka miliki. Di sisi lain, mereka percaya bahwa kekayaan adalah pertanda keterbebasan dari siksa.
Ayat diatas memulai kisah Qarun tanpa menyebut kapan dan di mana terjadinya peristiwa ini. Selanjutnya, berikut penjelasannya di dalam ayat ini. Allah berfirman : Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Nabi Musa yang hidup semasa dengan beliau dan konon adalah anak paman Nabi Musa. Meskipun demikian ia durhaka lalu serta merta ia berlaku aniaya terhadap mereka, yakni dia melampaui batas dalam keangkuhan dan penghinaan terhadap Bani Israil. Ia adalah seorang yang Kami anugerahi nikmat dengan memasukannya ke dalam kelompok kaum Nabi Musa, dan Kami telah menganugerahkan pula kepadanya tumpukan harta, yakni gudang-gudang tempat penyimpanan harta, yang sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. itu baru kuncinya, adapun harta kekayaannya, tidak mungkin dapat dipikul oleh orang yang sangat banyak pun.
Nah, setelah ayat diatas dijelaskan sebab keangkuhan Qarun, ayat ini juga menguraikan sikap beberapa orang dari Bani Israil yang menasihati Qarun, yakni ketika kaumnya berkata kepadanya : "Hai Qarun! Janganlah engkau terlalu bangga dengan harta kekayaan yang engkau miliki, kebanggaan yang menjadikanmu melupakan Allah yang menganugerahkan nikmat itu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai, yakni tidak memperlakukan perlakuan kekasih kepada yang dikasihinya, terhadap orang-orang yang terlalu membanggakan diri lagi mantap kebanggaan itu dalam kepribadiannya."
Dalam penjelasan ayat ini dapat bisa diambil pelajarannya yaitu berapa pun banyak harta yang kita miliki janganlah sombong dan angkuh karena itu adalah anugerah nikmat pemberian dari Allah swt.
Dosen Pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, M.A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H