pesantren favorit di Aceh.
Bireuen -- Memiliki santri seribu orang lebih dengan luas lahan melebihi 20 ha, Dayah Jamiah Al-Aziziyah menjadi salah satu pondokAceh dikenal sebagai daerah yang kental dengan nilai-nilai islami dan merupakan satu-satunya provinsi yang memberlakukan syariat Islam secara kaffah melalui pengesahan Qanun Aceh. Hal ini menjadikan keberadaan pondok pesantren begitu menjamur di Provinsi Aceh. Banyak pondok pesantren yang besar di sana dan banyak juga pesantren-pesantren yang kecil.
Salah satu pondok pesantren favorit di Aceh saat ini adalah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Dayah Jamiah Al-Aziziyah. Pondok pesantren yang beralamat di Desa Batee Iliek Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh ini memiliki santri seribu orang lebih, yang terdiri dari 900-an santri laki-laki dan 300-an santri perempuan.
Pondok pesantren Dayah Jamiah Al-Azizyah ini terletak di daerah perbukitan Batee Iliek, tepatnya di lokasi Benteng Kuta Gle yang merupakan salah satu benteng pertahanan rakyat Aceh dalam menghadapi invasi Belanda zaman dulu. Konon, sejak tahun 1880 Belanda beberapa kali kalah dalam penyerangan Benteng Kuta Gle melawan rakyat Aceh. Namun sayang seribu sayang, pada akhirnya Belanda berhasil meluluhlantakkan bentang Kuta Gle, dan itu terjadi pada tahun 1901. Para sejarawan pasti tau deh tentang sejarah tersebut. Nah, di situlah lokasi Dayah Jamiah Al-Aziziyah.
Pondok pesantren yang didirikan pada tahun 2012 oleh salah seorang ulama kharismatik Aceh, Syekh H. Hasanoel Bashry (Abu Mudi) ini merupakan salah satu pesantren yang selain menyelenggarakan pendidikan pesantren dengan ciri khas pembelajaran kitab kuningnya, juga memfasilitasi santrinya dengan penddikan formal, mulai dari jenjang SMP, SMK hingga perguruan tinggi, bahkan sejak tahun 2022 di DJA sudah tersedia program S2.
Dayah Jamiah Al-Aziziyah yang saat ini berada di bawah pimpinan Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, M.A menyelenggarakan beberapa program pilihan, yaitu program pengkajian kitab kuning, program tahsin Al-Qur`an, program tahfizh Al-Qur`an, program pengembangan dakwah, program bahasa asing dan program komputer. Namun dari semua program itu, yang merupakan pilihan utama dan wajib adalah pendalaman kitab kuning, sedangkan program lainnya disesuaikan dengan minat masing-masing. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah, Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, M.A atau yang biasa disapa Ayah Mun.
Hal yang menjadikan Dayah Jamiah Al-Aziziyah sebagai salah satu pondok pesantren favorit beberapa tahun terakhir di Aceh adalah ketersediaannya pendidikan formal dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi dan juga berbagai program unggulan seperti yang disebutkan di atas.
Bukan hanya itu, letak geografis Dayah Jamiah Al-Aziziyah juga mengundang minat kalangan milenial untuk belajar di sana. Kenapa tidak, lokasinya yang berada di dataran tinggi dapat menghadirkan cuaca sejuk dan tenang serta menyuguhkan pemandangan yang bisa memanjakan mata setiap harinya. Ditambah lagi luas lahannya yang mencapai 20 ha lebih serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar dan juga fasilitas olahraga, itu semua sudah lebih dari cukup untuk dapat menarik minat para orang tua untuk menitipkan anaknya di pondok pesantren tersebut.
Ketertarikan mereka akan LPI Dayah Jamiah Al-Aziziyah dapat dilihat dari membludaknya para calon peserta didik yang mendaftar di pesantren tersebut. Saat ini Dayah Jamiah Al-Aziziyah sedang membuka pendafataran peserta didik baru untuk tahun ajaran 2023/2024. Pendaftaran dibuka selama bulan Februari 2023. Dan tahun ini santri yang akan diterima hanya 300 orang saja, sedangkan yang sudah mendaftar sudah lebih dari 400 orang, sebagaimana informasi yang didapatkan dari panitia penerimaan santri baru Dayah Jamiah Al-Aziziyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H