Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persaingan antara Pedagang Tanah Abang dan E-commerce di Era Digital

23 Oktober 2023   22:13 Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:19 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Pasar Tanah Abang adalah pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara saat ini. Pasar tanah abang terletak di kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia. Pasar tanah abang memiliki beberapa blok bangunan yang menjual berbagai macam barang, seperti tekstil, pakaian, sepatu, tas, aksesoris, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Pasar tanah abang menjadi tujuan utama bagi para pembeli dari berbagai daerah di indonesia, karena pasar ini memiliki banyak jenis barang yang terbilang cukup lengkap. Oleh karena itu tidak heran banyak para pembeli yang datang berbelanja di tanah abang, karena harganya terjangkau, banyak pilihan dan kualitas barang yang bagus. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Pasar tanah abang sudah mulai di tinggal para pembeli. Beberapa faktor yang mengakibatkan ini terjadi karena munculnya berbagai E-commerce.

E-commerce mengubah pola pikir banyak orang, untuk berbelanja. Yang awalnya para pembeli berbelanja mendatangi pedagang sekarang berbelanja tidak perlu lagi mendatangi pedagang, cukup dirumah saja pesan barang sesuai keinginannya melalui smartphone. Selain itu pengiriman barang juga cepat. Hal inilah yang membuat para pembeli mulai meninggalkan pasar tanah abang secara perlahan.

Karena jumlah pembeli di Tanah abang yang terus turun, tentu saja omzet para pedagang juga terkena dampaknya, banyak pedagang yang mengeluhkan akan hal tersebut, bahkan sampai ada yang bangkrut akibat terus menurunnya pendapatan mereka. Di tambah lagi baru-baru ini muncul Tiktok Shop yang membuat para pedagang semakin tercekik. Para pedagang meminta agar pemerintah menutup Tiktok Shop. Alasannya karena di Tiktok Shop pembeli bisa membeli barang dengan harga di bawah pasar bahkan lebih murah 50% dari pada harga barang di Tanah abang. Mereka berpendapat bahwa Tiktok Shop membuat persaingan dagang tidak sehat, mereka membandingkan penjual di Tiktok Shop tidak perlu membayar uang sewa dan biaya listrik, berbeda dengan pedagang di Tanah abang yang harus membayar uang sewa dan listrik.

Menurut saya penutupan Tiktok Shop juga akan merugikan konsumen. Para konsumen kehilangan pilihan untuk berbelanja di platform tersebut. Imbasnya para pedagang yang sebelumnya berjualan di Tiktok Shop menjadi kehilangan banyak pelanggan akibat di hapusnya platform tersebut. Sehingga tidak sedikit orang yang sebelumnya memiliki pekerjaan karena adanya Tiktok shop harus kehilangan pekerjaannya.

Sangat di sayangkan para pedagang hanya menyalahi E-commerce, tanpa melakukan inovasi dalam penjualannya. Para pedagang harusnya melakukan inovasi dengan mengikuti perkembangan zaman. Mereka memang sudah mencoba menjual barang di E-commerce tetapi masih sedikit yang membeli daganganya. Menurut saya berjualan di E-commerce saja tidak cukup, perlu untuk mempelajari trend pasar agar mengetahui produk apa yang dapat menarik perhatian para pembeli.

Menurut saya upaya untuk mengembalikan para pembeli di pasar Tanah abang adalah dengan berbagai cara berikut :

  • Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. ini perlu di lakukan agar mereka dapat bersaing dengan pedagang E-commerce. Hal ini juga di barengi dengan memberikan harga yang kompetitif , memberikan produk yang berkualitas, dan memberikan pelayanan yang ramah.

  • Melakukan promosi. pedagang pasar tanah abang perlu melakukan promosi, agar dapat menjangkau pembeli yang lebih luas. dengan memanfaatkan E-commerce, media sosial, atau bekerja sama dengan influencer dengan meng-endorse mereka agar banyak orang yang tahu tentang produknya.

  • Meningkatkan pengetahuan tentang pemasaran dan penjualan. pedagang pasar tanah abang perlu meningkatkan pengetahuan mereka tentang pemasaran penjualan agar dapat memahami bagaimana kebutuhan pelanggan mereka.

Langkah untuk menutup Tiktok Shop bukan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi penurunan jumlah pembeli di Tanah abang. Seharusnya pemerintah dan pihak E-commerce memberikan dukungan dengan cara berupa bantuan modal, pelatihan, dan fasilitas yang memadai, dan para pedagang di Tanah abang perlu bekerja sama untuk menghasilkan berbagai upaya untuk mengembalikan daya tarik pembeli datang kembali ke pasar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun