Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd.
Halo temen-temen semua! Ga kerasa ya kita semua telah menjalankankan ibadah puasa selama kurang lebih satu bulan, dan hari yang di tunggu-tunggu pun telah tiba. Ya, hari raya Idul Fitri 1444H, hari dimana semua umat muslim saling bermaaf- maafan satu sama lain.
Nah pada kesempatan kali ini aku bakalan cerita tentang pengalaman lebaran di kampung halaman ayah. Dikeluarga ku sendiri kami punya tradisi merayakan lebaran secara bergantian setiap tahun, yaitu di kampung halaman ibu dan juga ayan, kebetulan pada tahun ini giliran berlebaran di kampung halaman ayah di Kabupaten Indramayu.
Lebaran kali ini terasa lebih spesial karena ini merupakan lebaran pertama kali di kampung halaman ayah setelah kurang lebih 2 tahun pandemi covid-19 yang menyebabkan kami tidak bisa mudik ke Indramayu. Yuk langsung aja ke ceritanya!
Tradisi Malam Takbiran
Nah jadi di desa setempat di kampung halaman ayah ku ini mempunyai tradisi yang lumayan unik menurutku, kenapa? Karena selain melantunkan bacaan takbir seperti pada umumnya, para masyarakat disana juga mengadakan semacam pawai atau iring-iringan mengelilingi kampung sambil menampilkan hasil kreasi dari setiap RW yang ada. Nah pada tahun ini temanya berupa bentuk-bentuk hewan mulai dari kupu-kupu, gajah, kuda, burung merak, dan masih banyak lagi.
Nantinya hasil kreasi dari setiap RW tersebut akan dinilai berdasarkan penampilan bentuk(hiasan), kekompakan, serta keunikannya untuk menentukan RW mana yang akan menjadi pemenangnya dan akan diberi hadiah.
Sholat Ied
Pagi hari yang cerah ditambah udara yang segar untuk daerah ini dibanding dengan hari-hari biasa pada umumnya menjadi hal yang spesial untuk menjalankan ibadah sholat Idul Fitri kali ini, apalagi ditambah dengan hidangan opor ayam yang dipadukan dengan ketupat untuk mengawali hari yang ditunggu-tunggu ini.
Pada Idul Fitri 1444H ini kami sekeluarga akan melaksanakan Ibadah Sholat Ied di Masjid Jamie Baitul Muttaqien, yang mana setelah kurang lebih 2 tahun tidak berkunjung kesini ternyata masjid ini akan segera di bongkar karena kondisi bangunan yang sudah lama dan ukuran masjid yang terlalu kecil untuk menampung jamaah yang semakin banyak.Â
Sebagai penggantinya telah dibangun masjid pengganti yang berada di belakang bangunan masjid lama dengan bangunan yang lebih luas dan mempunyai dua lantai yang progresnya sudah sekitar 50%.