Mohon tunggu...
Muhammad Imam Al Fadi
Muhammad Imam Al Fadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa.

Selalu yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korespondensi Perang - Jurnalisme Mematikan

30 Maret 2023   17:26 Diperbarui: 13 Juni 2023   11:11 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berbicara tentang jurnalisme, tentu kita tidak akan berpikir bahwa menjadi jurnalis merupakan pekerjaan yang mematikan. Tugas seorang jurnalis adalah untuk membawa berita terkini kepada para pembaca. Namun, bagaimana jika berita yang ingin dibawakan merupakan berita tentang peperangan? Itu lah tugas seorang koresponden perang. Koresponden perang adalah jurnalis yang melaporkan peristiwa yang berkaitan dengan konflik bersenjata, termasuk pertempuran, kampanye militer, dan aktivitas terkait lainnya. 

Tugas mereka adalah memberikan laporan berita yang akurat dan tepat waktu kepada publik tentang apa yang terjadi di garis depan konflik. Mereka sering dianggap sebagai "mata dan telinga" publik selama masa perang, memberikan wawasan dan informasi berharga tentang peristiwa yang mungkin tidak dapat diakses oleh masyarakat umum.

Walaupun dianggap mematikan, koresponden perang merupakan pekerjaan yang sangat penting. Koresponden perang seringkali menjadi satu-satunya saksi independen atas peristiwa yang terjadi di zona perang. Mereka dapat mengendalikan orang-orang yang berkuasa dengan melaporkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia. Selebih lagi, tugas mereka yang paling penting adalah untuk mempromosikan perdamaian: 

Koresponden perang dapat berperan dalam mempromosikan perdamaian dengan melaporkan upaya mereka yang bekerja untuk mengakhiri konflik dan dengan menyoroti korban perang. Dengan memberitahu publik tentang realitas perang, mereka dapat membantu membangun dukungan untuk prakarsa dan negosiasi perdamaian.

Tentu saja, walaupun pekerjaan ini sangat penting, ini juga merupakan pekerjaan yang sangat   berbahaya   dan  membawa  banyak  risiko.  Para koresponden  perang menghadapi bahaya fisik. Koresponden perang seringkali berada di dekat zona pertempuran, dan  mereka  mungkin  berisiko  terluka  atau  mati  akibat  tembakan,  ledakan, dan bentuk kekerasan lainnya. Tidak hanya bentuk kekerasan, mereka juga harus menghadapi bahaya kesehatan. 

Meliputi  konflik  dapat  berdampak  buruk   pada  kesehatan  mental koresponden perang, yang mungkin terpapar peristiwa dan gambar traumatis. Terlepas dari risiko ini, banyak koresponden perang memilih untuk mengejar pekerjaan ini karena mereka percaya bahwa penting untuk memberikan liputan konflik yang akurat dan tidakmemihak di seluruh dunia.

Salah satu contoh korespondensi perang adalah pelaporan yang dilakukan oleh Marie Colvin selama Perang Saudara Suriah. Colvin adalah seorang jurnalis Amerika yang bekerja sebagai koresponden asing untuk surat kabar Inggris The Sunday Times. Dia dikenal karena pelaporannya  yang  tak  kenal  takut  dari  zona  konflik  dan  dihormati  secara  luas  atas dedikasinya  untuk  menceritakan  kisah  orang-orang  yang  terjebak  dalam  perang. 

Pada Februari 2012, Colvin dan jurnalis foto Prancis Rmi Ochlik tewas saat meliput pengepungan Homs, Suriah. Colvin telah melaporkan dampak konflik terhadap warga sipil di kota tersebut dan telah mengajukan laporan yang diterbitkan di The Sunday Times hanya beberapa hari sebelum  kematiannya.  Dalam  laporannya,  dia  menggambarkan  situasi  putus  asa  yang dihadapi oleh orang-orang Homs dan jumlah korban yang ditimbulkan oleh pertempuran di kota itu. 

Pelaporannya membawa perhatian pada penderitaan warga sipil yang terjebak dalam konflik dan membantu meningkatkan kesadaran akan krisis yang sedang berlangsung di Suriah. Pelaporan Colvin dan kematiannya yang tragis membawa perhatian baru pada risiko yang dihadapi oleh koresponden perang dan pentingnya pekerjaan mereka.

Singkatnya,  koresponden  perang adalah jurnalis yang melaporkan peristiwa yang berkaitan dengan konflik bersenjata, memberikan laporan berita yang akurat dan tepat waktu kepada  publik  tentang  apa  yang  terjadi  di  garis  depan  konflik.  Koresponden  perang memainkan peran penting dalam memberi informasi kepada publik, meningkatkan kesadaran, meminta pertanggungjawaban mereka yang berkuasa, menyediakan dokumentasi sejarah, dan mempromosikan perdamaian. 

Namun, menjadi koresponden perang adalah pekerjaan berisiko tinggi, dan mereka yang memilih bekerja di bidang ini menghadapi bahaya fisik, risiko kesehatan,  trauma  emosional,  penculikan,  risiko  hukum, dan risiko reputasi. Salah satu contoh korespondensi perang adalah pelaporan yang dilakukan oleh Marie Colvin selama Perang Saudara Suriah, yang menyoroti penderitaan warga sipil yang terjebak dalam konflikdan menyoroti risiko yang dihadapi oleh koresponden perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun