Beberapa bulan terakhir kita diresahkan dengan adanya virus covid-19. Seperti yang kita ketahui, penularan virus ini sangat cepat menyebar. Semua orang dapat terinfeksi. Baik dari usia muda sampai tua, dari yang sehat sampai yang sakit bahkan juga kepada orang-orang yang memiliki jabatan tinggi.Â
Karena itu pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Atau yang lebih kita kenal dengan istilah sosial distancing.Â
Semua aktivitas yang bisa menimbulkan keramaian pun dianjurkan agar tidak dilakukan secara langsung, melainkan menggunakan media Daring (Dalam Jaringan). Hal ini dilakukan agar persebaran virus covid-19 dapat diperlambat.
Menyadari dengan adanya keadaan seperti ini membuat kita yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik guru ataupun siswa merasa terkejut. Sebab pembelajaran yang biasa dilakukan secara tatap muka, sekarang harus dilaksanakan dari jarak jauh.Â
Setelah beberapa waktu berjalan, terdapat banyak keluhan yang muncul dari teman teman pelajar, guru maupun orang tua. Bagi siswa, dengan adanya pembelajaran Daring mereka mengeluhkan mengenai tumpukan tugas yang diberikan selama belajar di rumah.Â
Bagi Guru, mereka harus memutar otak agar dapat tetap memberikan ilmu kepada anak didiknya yang berada dirumah. Sedangkan bagi orang tua, mereka harus menemani anak belajar disamping mengatasi kesulitan Keluarga.
Jika amati masih banyak kendala yang terjadi dalam pelaksanaan belajar dari jarak jauh ini. Diantaranya fasilitas Internet yang tidak merata, menyebabkan kesulitan mengakses informasi. Dan orang tua yang tidak paham mengenai teknologi sehingga tidak bisa membantu anak dalam belajarnya. Serta guru yang belum mampu menguasai media pembelajaran jarak jauh.
Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan di Indonesia, belum mampu untuk melaksanakan pembelajaran dari jarak jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H