Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Husain
Muhammad Ilham Husain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Muhammad Ilham, saya mahasiswa di universitas ahmad dahlan yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Indonesia Masih Kurang Efektif

15 Januari 2024   17:23 Diperbarui: 15 Januari 2024   17:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia pendidikan adalah suatu hal yang telah populer di telinga Masyarakat Indonesia,seperti yang kita saksikan banyak perubahan dalam kurikulum di Indonesia. Seperti kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan yang sekarang menjadi kurikulum Merdeka, tidak lain hal itu dilakukan oleh pemerintah supaya Pendidikan di Indonesia ini lebih maju dan berkualitas. Terlepas dari itu semua pasti ada kelemahannya masing -- masing diantara kurikulum tersebut, semisal dari segi pembelajaran maupun tekhnik pengajaran.
 Pada kurikulum Merdeka memiliki kelemahanya yakni mengurangi standarisasi Pendidikan di Indonesia, dalam system ini siswa dapat mengerjakan tujuan mereka sendiri yang mungkin berbeda dengan siswa yang lain. Hal ini menyebabkan ketidak pastian tentang hasil akhir dan membuat sulit bagi pemerintah untuk menilai efektivitas program.
 Permasalahan demi permasalahan pendidikan di Indonesia dituai tiap tahunnya. Permasalahan pun muncul mulai dari aras input, proses, sampai output. Ketiga aras ini sejatinya saling terkait satu sama lain. Input mempengaruhi keberlanjutan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran pun turut mempengaruhi hasil output. Seterusnya, output akan kembali berlanjut ke input dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi atau masuk ke dalam dunia kerja, dimana teori mulai dipraktekkan. (Megawanti, 2012)'. Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program - program pendidikan di negara Indonesia. Adapun masalah yang rumit dalam dunia pendidikan seperti; pemerataan, mutu dan relevansi, dan efisiensi dan efektifitas. Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya masalah tersebut adalah IPTEK, laju pertumbuhan penduduk,
 

 kelemahan tenaga pengajar dalam menangani tugas yang dihadapinya, serta ketidak fokusan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran2.
 Permasalahan yang termasuk penting dalam dunia Pendidikan adalah kurang terjangakaunya akses -- akses Pendidikan sehingga, pemerataannya masih kurang terutama bagi penduduk plosok negri. Sebagai contoh pembelajaran daring, banyak para siswa mengeluhkan tentang jaringan yang kurang stabil dan bahkan tidak jarang internet hilang disebabkan jauh dari koneksi jaringan internet. Kalau permasahalan yang seperti itu dibiarkan terus tanpa ada solusi yang sesuai maka, keadilan dalam bidang Pendidikan belum terlaksana dengan baik di negara Indonesia tercinta ini.
 Jika dibandingkan dengan kehidupan para siswa di perkotaan tentu berbeda jauh sekali,dalam perkotaan begitu mudah dan lancar Ketika mengakses segala hal yang terkait dengan Pendidikan. Sehingga dengan adanya persitiwa tersebut Pendidikan di Indonesia masih kurang dari kata efektif,maka dari itu pemerintah harus segara mencari jalan solusi untuk memecahkan permasahan tersebut.
 Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Kinerja guru merupakan serangkaian hasil dari proses dalam melaksanakan pekerjaannya yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kemampuan seorang guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan kreasi baru akan membedakan dirinya dengan guru lain. (Saptono, 2017) Maka sebagai tenaga pendidik harus senantiasa meningkatkan level kreativitasnya dalam pembelajaran,supaya dalam proses pembelejaran para siswa mudah mencerna ilmu yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik.selain dari pada itu tenaga pendidik juga memahami karakter Bahasa para siswa,karena disetiap tahunnya ada Bahasa simbolik maupun non simbolik yang digunakan oleh para siswa.tujuannya agar tenaga pendidik bisa mengontrol karakter Bahasa -- Bahasa baru yag terucap melalui lisan para siswa.
 Pada kurikulum merdeka saat ini kegiatan belajar mengajar di titik beratkan pada seorang pelajar untuk bisa presentasi atau singkat katanya seorang pelajar lebih aktif ketimbang pengajar,hal itu cukup baik namun  terkadang pengajar menjadi lebih terkesan santai dan hanya memberikan tambahan sedikit saja.dikwatirkan jika itu dilakukan terus menerus pengajar akan kurang maksimal dalam menjalankan

profesinya sebagai pengajar yang digaji,maka dari itu sebagai pengajar tetap memberi kontribusi yang lebih maksimal jangan ala kadarnya saja.
 Jika pengajar memberikan kontribusi maksimal dan pelajar juga aktif dengan maksimal,tentu sejalan akan pada teori filsafat dalam pendidikan yakni;
Progresivisme  
Dasar filsafat; pragmatisme (berpikir ketika sesuatu apabila kita menganggapnya menguntungkan kita, maka kita mengikutinya, apabila tidak, maka kita akan berpikir untuk tidak mengikutinya)  
Tujuan pembelajaran; anak hidup demokratis (hidup yang demokrat)  
Pengetahuan; pengetahuan hidup demokratis
Peran guru; membimbing  
Metode pembelajaran; problem solving (murid-murid dibiasakan dengan memecahkan masalah).
 Tentunya apabila ingin terwujud seperti di atas harus ada sistem yang terorganisir serta konsisten dalam menjalankan sistem tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun