Artinya, setiap ASN mesti menggunakan prinsip kehati-hatian, memahami situasi kebatinan dan sensitifitas atasan, serta sebaiknya memeriksa berbagai pasal yang tertera jika ingin mengutarakan pendapat di ruang publik, atau mengekspresikan pemikirannya di media sosial.
ASN mesti cerdik dan kreatif jika ingin bersuara. Ada banyak cara yang tersedia, dan tidak perlu merasa kecil, karena sekecil apapun perlawanan adalah perlawanan.
Penyampaian pendapat tidak mesti menggunakan akun pribadi, ada teknik penulisan sarkas atau satir yang dapat digunakan tanpa perlu menyebut subjek kritik secara langsung.
ASN bisa tetap secara aktif menggaungkan akal sehat di lingkungan sekitar, atau bisa ikut berdonasi membantu usaha-usaha kelompok lainnya.
Meskipun terikat oleh aturan dan tanggungjawab yang berat, pada akhirnya, ASN adalah manusia biasa, yang punya kemandirian berpikir.
Yang juga memiliki keinginan besar untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara.
Mereka juga punya hati, nurani dan akal sehat, yang akan marah jika nalarnya diinjak-injak.
Mereka juga memiliki keresahan dan harapan yang sama unutk terwujudnya kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Bela Negara seharusnya tidak dimaknai secara formal dalam artian hanya baris-berbaris dan upacara bendera, ia harus dimaknai lebih besar daripada itu.
ASN punya kewajiban moral terhadap rakyat, karena mereka adalah bagian dari rakyat, yang kerja-kerja dan penghasilannya dibayar oleh pajak dan keringat rakyat.
Hidup Kedaulatan Rakyat!