Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Fadillah
Muhammad Ilham Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Jurnalistik yang hobi Desain Grafis dan Videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reportase: Masjid Agung At-Tin

28 Juni 2023   11:00 Diperbarui: 28 Juni 2023   13:54 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain Masjid Istiqlal yang terkenal, di Jakarta juga memiliki masjid yang tidak kalah terkenal dan menarik dari Masjid Istiqlal yaitu Masjid Agung At-Tin. Masjid Agung At-Tin merupakan sebuah Masjid Agung yang terletak di dekat kawasan wisata legendaris Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Sejarah Masjid At-Tin ini dibangun oleh keluarga besar Presiden Soeharto untuk mengenang mantan ibu negara, Ibu Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto atau dikenal Ibu Tien Soeharto, yang meninggal pada tahun 1996. Masjid Agung At-Tin mulai dibangun pada bulan April 1997 dengan peletakan batu pertama pada 23 Agustus 1997. Selanjutnya, Masjid At-Tin diresmikan pada 26 Desember 1999 dengan lantunan adzan pertama di masjid tersebut pada 25 November 1999.

Pemilihan nama Masjid At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur'an, dan penamaan At-Tin pada masjid ini juga bermaksud sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari keluarga kepada sosok Ibu Tien Soeharto.

Selain untuk kegiatan ibadah dan wisata religi, Masjid At-Tin ini juga kerap digunakan untuk menggelar kegiatan atau acara lainnya. Seperti, pada Jumat (2/12/2022), Masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia Indah ini digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Reuni 212.

Masjid At-Tin ini memiliki luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi dengan luas keseluruhan 70.000 meter persegi. Masjid yang didesain oleh pasangan arsitek anak dan ayah bernama Fauzan Noe'man dan Ahmad Noe'man ini mampu menampung jemaah sebanyak 25.850 orang.

Gaya arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya. Bangunan Masjid At-Tin sendiri mengambil dasar bentuk kubus sebagai dasar rancangannya dengan empat menara kecil beratap kubah di setiap sudut. Menara utama setinggi 42 meter tersebut digunakan sebagai tempat menyiarkan suara azan yang terpisah dari bangunan utamanya. Dan pada dinding bangunan masjid ini, terbuat menggunakan batu marmer dan ukiran kayu.

Selain itu, pada bagian muka depan masjid terdapat taman luas dengan dihiasi lampu dan pohon palem yang diatur membentuk satu deret lurus antar ornamen, yang dibalut dengan lantai marmer berwarna krem. Selanjutnya, juga terdapat plaza yang terletak di kanan dan kiri, yang berfungsi untuk digunakan oleh pejalan kaki yang akan menuju ke arah muka masjid. Tidak ketinggalan, di bagian halamannya luas tersebut juga dilengkapi dengan 4 air mancur berwarna dasar coklat yang ada pada sisi luarnya, dengan dilengkapi keran-keran air untuk berwudu jemaah laki-laki.

Selanjutnya, pada bagian muka masjid tersebut terlihat secara jelas menampilkan tiga lekukan anak panah yang bagian tengahnya didominasi dengan warna abu-abu. Adapun dinding masjid tersebut terbuat dari batu marmer berwarna putih, dengan motif yang ditampilkan pada lekukan berbentuk anak panah ini yang menyerupai tebaran bunga. Selain tiga lekukan berbentuk anak panah tersebut yang berwarna coklat, juga terdapat dua lekukan anak panah lagi yang ukurannya lebih kecil pada sisi kanan dan kiri dinding masjid. Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah seperti terlukis dalam bentuk anak panah mulai dari titik awal hingga titik akhir.

Bagian dalam masjid terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama terdapat plaza sebagai akses masuk ke ruang serba guna, serta ada 4 tangga dan 2 eskalator menuju ruang utama, dan ruang fungsional yang digunakan untuk keperluan kesekretariatan, juga terdapat tempat penitipan alas kaki, toko koperasi, dan tempat wudu sekaligus toilet yang dipisah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu juga terdapat kolam air mancur dimana bagian pinggirnya berfungsi untuk tempat duduk. Kolam ini dibuat dengan keramik warna hijau muda dan berbentuk seperti anak panah.

Naik ke lantai dua, terdapat dinding yang terbuat dari ukiran kayu yang diukir indah dengan warna coklat. Dinding yang dapat digeser tersebut merupakan batas yang mengelilingi ruang utama sekaligus pintu ruangan tersebut. Di ruang utama salat, terasa sekali suasana lega dan megah, karena lantai nya terbuat dari batu marmer dengan motif berwarna abu-abu, serta terdapat tujuh lekukan berwujud anak panah arah ke atas yang terbuat dari keramik warna hijau tua pada anggota dindingnya. Anggota tengahnya terdapat mimbar besar yang terbuat dari kayu, lengkap dengan ukirannya yang diberi warna coklat. Selain itu, pada area shaf depan tersebut, juga terdapat lemari penyimpan buku dan kitab Al-Quran, serta terdapat pendingin ruangan, sehingga pengunjung akan semakin nyaman untuk melakukan ibadah salatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun