Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Darmawan
Muhammad Ilham Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Universitas Mercu Buana, Meruya. Jurusan S1 Akuntansi Nama : Muhammad Ilham Darmawan NIM : 43221010028 Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sadulur Papat Lima Pancer Kearifan Lokal Indonesia

26 Oktober 2022   16:20 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:47 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SAJEN SEDULUR PAPAT BOOK OF INDONESIAN ENCYCLOPEDIA

Dokpri-2020
Dokpri-2020

Mahasiswa Universitas Mercu Buana, Meruya. Jurusan S1 Akuntansi Nama : Muhammad Ilham Darmawan NIM : 43221010028 Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Kita sebagai bagian dari salah satu penduduk yang bertempat tinggal di tanah Jawa, sudah seharusnya masyarakat hadir niat dan perilaku untuk bisa melestarikan dari adat dan budaya adiluhung yang sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang dari masa lalu. 

Penduduk Jawa terkenal dengan sebuah kebudayaan dan adat istiadat yang terus berkembang, yang kemudian melahirkan berbagai macam hal baik yang berupa sebuah pengetahuan mengenai kehidupan sehingga masyarakat Jawa memaknai dunia dan juga arti dari kehidupan.  

Penduduk Jawa menciptakan berbagai macam adat dan kebudayaan, yang salah satunya yaitu cara untuk bisa memaknai dari sebuah peristiwa atau fenomena dari sebuah kehidupan yang kemudian diproyeksikan ke dalam bentuk berupa simbol tertentu yang didalamnya mengandung makna filosofis. 

Maka dari itu, tida heran jika pada akhirnya sebuah pengetahuan filosofis tersebut akan melebur dan juga diterapkan di dalam kehidupan masyarakat yang menjadi bagian dari sebuah kepercayaannya.

Peristiwa atau fenomena pemaknaan yang berkorelasi dengan sebuah fase atau siklus kehidupan manusia yang salah satunya yaitu hal yang berhubungan dari sebuah proses lahirnya sebuah manusia. Banyaknya kepercayaan yang berkorelasi dengan keselarasan atau tujuan yang sama dari hidup manusia dan juga alam yang menjadi salah satu kebiasaan yang hampir semua masyarakat terutama dikalangan muda jarang mengetahuinya. 

Kakang Kawa Adi Ari-ari merupakan sebuah kepercayaan yang ada dalam masyarakat Jawa dimana ketika Manusia dilahirkan memiliki terdiri dari dua saudara, yang lebih dahulu sebelum lahirnya seorang bayi yang biasa disebut juga Kawah yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia yakni memiliki arti air ketuban, dan yang lahirnya setelah bayi maka disebut sebagai Ari-ari atau jika diartikan menjadi bahasa Indonesia yaitu dinamakan Plasenta. Dari hal tersebut maka orang-orang Jawa menyebutnya dengan "Sedulur Papat".

Falsafah dari Sedulur Papat Lima Pancer merupakan falsafah dari Jawa kuno atau yang ada pada masa lampau yang mempunyai makna dari spiritual yang sangat mendalam. Kelima elemen dasar yang ada dalam falsafah berikut membahas mengenai sebuah kelahiran dari seorang manusia atau yang disebut juga sebagai jabang bayi yang tidak bisa lepas dari duplikasi empat penyertanya. Dari duplikasi tersebut mempunyai makna yaitu sedulur atau yang disebut dalam bahasa indonesia sebagai saudara yang tidak kasat mata, yang terus mengikuti dan menyertai secara terus menerus pada kehidupan seseorang yang dimulai dari ia lahir hingga meninggal.

Sedulur Papat Limo Pancer di mana terdapat empat watak umum  manusia yaitu sifat "aluamah supiah amarah, mutmainah" digambarkan dalam:

  • Utara sebagai warna hitam, bisanya  suka  makan lezat atau isi perut, membicarakan orang lain atau berwarna hitam dua.
  • Timur ; menjadi   warna putih;  senang dengan kekayaan, materi, property serta kepemilikan, perempuan , tahta, harta, akan tetapi lupa asal usul, egois.
  • Selatan menjadi berwarna merah biasanya suka ribut bertengkar serta perseteruan, tidak serasi, antagonis. 
  • Barat menjadi warna kuning;  keahlian pada beda pusaka, ilmu kanuragan, bakar kemenyan, serta makhluk yang mistik atau gaib; menemukan alam gaib pada tempuran empat sungai.

Sadulur papat lima Pancer tema : Weton utama "Kliwon"  pada  Jawa Kuna menggunakan pendekatan arah angin, serta ruang waktu Klendarium:

  • Wage atau arah utara maka terdapat hari pasar "Wage
  • Pahing atau arah selatan maka terdapat hari pasar "Pahing"
  • Pon atau arah barat maka terdapat hari pasar "Pon"
  • Legi atau arah timur maka terdapat hari pasar "Legi"

Sadulur papat lima Pancer , melalui keutamaan lima yakni "sang Hyang Batara Kala" atau "waktu" dengan empat sadulur (data Indrawi : hidung, mata, telinga, dan juga mulut) di trans substansikan;

  • Lobang Hidung ("Timur") ; menjadi warna putih; sukma purba, dihuni oleh Batara Bayu; atau teks Sunda Wiwitan sang Hyang Wening _Wisnu.

  • Telinga ("Barat"), warna kuning; dihuni batara Sambu atau teks Sunda Wiwitan sang Hyang Wenang _ Brahma.

  • Bibir dan lisan ("Selatan"), sukma wasesa, berwarna merah suka rebut berantam dan permasalahan dihuni sang Batara Brahma atau teks Sunda Wiwitan oleh Hyang Guring Tunggal_ sang Hyang pengajar Siwa;

  • Mata disimbolkan wilayah (Utara), warna hitam, sukmanya langgeng, dihuni sang Batara Sriten; atau teks Sunda Wiwitan sang Hyang Tunggal_ Mandala Agung;

Sadulur papat limo pancer, istilah tersebut berasa dari sebuah kerangka anasir kuno yaitu Bumi, udara, air, dan juga api, kemudian terjadi perubahan yang diubah dari namanya dan juga bentuk lain yaitu "ketuban, darah, udel atau juga pusar, dan juga ari-ari". Kemudian dilakukan sebuah pengulangan sebagai sadulur papat limo pancer limo. Sajen sedulur papat merupakan sebuah sesaji atau sajen yang bisa beragam jenis nasi atau juga biasa disebut suga yang dilakukan dalam rangka menghormati dari empat saudara kembar yang ada pada empat penjuru mata angin atau juga hal tersebut biasanya bisa disebut juga yaitu sedulur papat limo pancer, yang kemudian menggunakan urutan menjadi sebagai berikut. :

1. Sega putih artinya ubo rampe  berupa nasi putih disejajarkan dengan arah timur atau Tirtanata, symbol  kakang kawah.

2. Sega cemeng atau nasi hitam merupakan ubo rampe   berupa nasi hitam diasumsikan mewakili  arah utara atau dianggap Warudijaya. Sega cemeng mendeskripsikan tali pusar.

3. Sega abang atau nasi merah artinya ubo rampe yang berupa nasi merah. diasumsikan mewakili  arah selatan atau Purbangkara,  menggambarkan symbol darah.

4. Sega Kuning atau nasi kuning merupakan ubo rampe yang  diasumsikan mewakilkan dari arah barat atau juga Sinotobrata,  hal ini menjelaskan dari sebuah simbol saudara termuda ari-ari.

Sesungguhnya Sajen Sedulur Papat merupakan bentuk lain berasal dari mahakarya seni agung, ingin menyatakan  terdapat sesuatu yang (fixed), misalkan manusia tidak mungkin membikin padi, membentuk nasi, serta seterusnya; "Sajen Sedulur Papat" merupakan ungkapan Nirkata, meniru dengan meminjam "tata" (menata karya seni) atau karya sastra non istilah pada bentuk proses atau Bila dikaji secara ilmiah beliau merupakan bentuk aplikasi Aristotle's Four Causes (berasal dari bentuk material, formal cause: efficient cause: serta  final cause).

"Sajen Sedulur Papat" artinya pergeseran tindakan batiniah menjadi lahiriah. beliau merupakan perubahan non materi, menjadi materi, untuk mencapai Geist mental Jawa Kuna; "Sajen Sedulur Papat" merupakan repetisi atau mimesis peniruan karya mikrokosmos pada makro kosmos untuk akhirnya mampu menemukan tuhan Maha Esa.

Sadulur papat lima Pancer merupakan suara atau bunyi pada Musik Aesthetics Gamelan "Nang Ning Nung Neng Gong";  menjadi paripurna olah rasa (rahsa/roso) pada setiap ritual kehidupan insan Jawa Kuno; terdapat banyak makna yang bisa diartikan pada istilah ini (dalam Jawa Kuna tidak terdapat yang dianggap makna tunggal pada sebuah kata bisanya mempunyai 8 arti minimal atau Dasa nama).

Musik Aesthetics Gamelan  mengutakamakan keseimbangan suara kenong, saron, kendhang, serta gambang dan  bunyi gong di setiap penutup irama dari ke atau menuju merepresentasikan jiwa serta pemujaan pada sang ilahi yang bersifat sacral/Agung. perjalanan batin serta Jiwa manusia Jawa (Mengerti) bahwa tuhan selalu diingat (sadar) di manapun serta kapanpun  terdapat pada waktu bersifat  (eling);

Kembalinya di pemahaman kehidupan menjadi asal serta tujuan "mengada (Dasain") umat insan menyebutnya sebagai  "urip iki ono sing nguripi", maka "Dao" atau ibu serta bapak sebagai reduksi berasal dari "sang Hyang Kersa" membentuk informasi yang masuk akal dari berbagai macam suatu menjadi ada dan juga nyata.

Maka akhirnya "terdapat Total, serta Ketidakadaan Total"; kepenuhan mendeskripsikan ketiadaan total, serta bersamaan terdapat dimana-mana (Sarwa Tunggal Wisesa) yang bersifat diametrical dab paradox. Bahwa  pemahaman diri manusia yang otonom membentuk diri manusia yang terus mengalami lingkaran penderitan, dan  penderitaan tidak bisa dipahami. Maka hubungan manusia dan  seluruh hal ada didunia ini wajib  terhubung serta saling berinteraksi sesuai fungsi tatanannya masing-masing;

Sadulur papat lima Pancer  merupakan ungkapan batiniah Interprestasi psikologis mental global berasal dari pergerakan 4 anasir alam lalu ditranformasikan pada proses NACHERLEBEN (pemikiran Schleiermacher) atau mengambil alih tatanan alam kedalam diri manusia, dan  membentuk kesadaran mental pada bentuk sastra dan  interpretasi  gramatis-nya;

Kedua, Sadulur papat lima Pancer  merupakan  bentuk (seni) perannya mempertemukan: jiwa, tuhan, serta realitas, termasuk seluruh tafsir symbol dikonstruksikan melalu cara meniru atau tiruan alam.

Ketiga, Sadulur papat lima Pancer  merupakan  bentuk umum "kecemasan eksistensial" manusia mempertanyakan tidak paham persis dari mana menuju kemana, lalu mencari cara bagimana cara "mendunia" ("memahami") melalui ekspresi roh atau mental;

Keempat, Sadulur papat lima Pancer  ialah satu sisi mengalami paradox (ada, sama, tidak selaras, diam, gerak), artinya ketidakmungkinan sebab "tak pernah bertemu antara saya dengan kamu (bukan saya) dampak kegagalan manusia sebagai makluk sejarah "ruang, dan waktu";

 Kelima, Sadulur papat lima Pancer  merupakan "Peleburan gabugan horizon"; baik horizon waktu, serta horizon cara pemahaman/cara pandang;

Keenam Sadulur papat lima Pancer  merupakan percaya mencari pemahaman sesuai konsep Demitologisasi seluruh terarah di dogma tertentu, lalu pada cari epistemenya,  Kemampun interprestasi. Sadulur papat lima Pancer dan juga mitos penciptaan mengawinkan antara obyektifitas dan juga subyektifitas, antara yang saintis dan juga filosofis, antara ilmu serta seni, antara yang ontentik dengan yang artikulatif, antara ada serta kekosongan untuk memperoleh pemahaman manusia dengan alam;

Ketujuh, Sadulur papat lima Pancer  ialah "Labirin" serta ungkapan Nirkata (metafisik); gestur, mimik, gerak serta seterusnya berada di luar kemampuan recogisi,  reafeksi, remotorik  tak mungkin ditemukan kembali apa yang dianggap otentik serta paling benar.

Kedelapan, Sadulur papat lima Pancer Weton merupakan representasi  (waktu serta Ruang); utama "Kliwon"  di  Jawa Kuna menggunakan pendekatan arah angin, serta ruang waktu: Wage  atau arah utara maka terdapat hari pasar "Wage"; Pahing atau arah selatan maka terdapat hari pasar "Pahing";  Pon atau arah barat maka terdapat hari pasar "Pon";  Legi atau arah timur maka terdapat hari pasar "Legi".

Filsafat Jawa kuno di waktu serta ruang merupakan 2 konsep terpenting. menurut   mereka merupakan struktur mendasar yang memungkinkan kita untuk mengalami dunia seperti yang kita lakukan. waktu merupakan kondisi pengalaman batin kita, serta ruang merupakan kondisi pengalaman luar kita.

persoalan yang ingin dibahas   pada skematisme merupakan bagaimana kategori bisa diterapkan pada penampilan luar, Jika kategori tersebut seluruhnya intelektual serta penampilan sepenuhnya realitas. Hal ini bermasalah sebab, "dalam memasukkan objek ke dalam konsep, representasi yang pertama harus selalu rata dengan yang terakhir", namun kategorinya tak bisa rata dengan penampilan.

Skematisme merupakan suatu proses yang terdapat pada imajinasi. Hal ini begitu penting untuk bisa dicatat diawal yang menyatakan bahwa skema suatu objek itu tidak haya dari gambar objek yang dibuat oleh imajnasi saja, dikarenakan gambar dalam hal ini dikhususkan sehingga hal ini tidak bisa untuk memberikan kita konsep yang umum. Begitu pula sebaliknya, skema ialah sebuah proses dimana dalam imajinasi dapaat menghasilkan suatu gambar-gambar. Maksudnya adalah cara kita untuk bisa menggali dari objek tertentu, suatu objek merupakan bagian dari perkumpulan semua objek yang besar.

Skema merupakan sebuah proses yang dapat memungkinkan untuk kita gunakan dari kategori ini yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu aspek tertentu yang ada pada suatu objek yang ada dalam pengalaman, selanjutnya bisa untuk dimasukkan menjadi sebuah konsep yang lebih umum. Hal seperti ini dapat berkemungkinan suatu skema bisa menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang ada sejak sebelum bertemu dari pengalaman, yang dikarenakan dalam hal ini merupakan sebuah proses dari dasar suatu khayalan atau sebuah imajinasi, bukan merupakan sebuah gambar yang biasa ditemukan dari sebuah pengalaman.

Setiap skema adalah penentuan waktu untuk transendental atau suatu hal yang melampaui pemahaman dari pengalaman biasa dan juga penjelasan dari ilmiah.

Waktu merupakan sebuah kondisi yang langsung dari sebuah penampilan dalam, maka  dengan demikian dari kondisi perantara juga yang berasal dari penampilan luar, hal ini disebabkan ketika semua representasi.

Waktu merupakan sebuah kondisi yang menyatakan sebuah waktu dari penampilan dalam, maka dengan begitu kondisi sebuah perantara juga merupakan kondisi dari penampilan luar. Ini karena semua representasi diintuisi atau sebuah perasaan yang mendalam ketika secara naluri kita mengetahui, bahwa sesuatu yang kita lakukan secara internal.

Maka dapat disimpulkan bahwa waktu adalah sebuah kondisi tertentu yang formal, dan juga sebuah ilmu pengetahuan yang sebelum bertemu dari sebuah pengalaman sudah ada, dan merupakan semua dari penampilan.

Ruang juga sebagai sebuah bentuk murni dari semua intuisi atau gerakkan hati eksternal atau luar, merupakan sebuah kondisi, pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman, yang ada dari fenomena eksternal saja. Maka hal ini merupakan alasan dari sebuah pertanyaan mengapa setiap kategori itu diharuskan untuk dirancang terlebih dahulu yang ditujukan untuk penentuan waktu, bukan untuk penentuan dari ruang.

Alternatif untuk melihat ini ialah kembali ke khayalan, yang mana menjadi wujud bisikan hati batiniah wajib  ditentukan oleh waktu. Setiap kategori mempunyai skema transendentalnya sendiri.

Kearifan Lokal

Secara filosofis, kearifan lokal bisa disebut juga sebagai sebuah sistem pengetahuan penduduk lokal/ pribumi yang bertabiat atau kebiasaan empirik serta pragmatis. Bertabiat atau juga disebut kebiasaan  empirik atau pengalaman karena dari penduduk lokal Jawa itu sendiri yang berasal dari fakta-fakta yang berkorelasi dengan di sekitar kehidupan  mereka. Bertujuan pragmatis dikarenakan dari seluruh konsep yang ada dari hasil olah pikir masyarkat yang ada didalam sistem sebuah pengetahuan yangmtujuannya untuk memecahkan permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari.

Bukan hanya memiliki bentuk berupa nilai dan juga kearifal lokal juga bisa saja berwujud benda nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang contohnya yaitu Wayang kulit yang bisa diakui sebagai kekayaan dari dunia yang dikarenakan sangat tidak mempunyai nilai estetis dan etis yang mana membentu sebuah kearifan lokal yang berasa dari penduduk Jawa. Dalam wayang kulit memiliki cerita yaitu sebagai cerminan dari kehidupan penduduk lokal itu sendiri dalam hal ini dari tanah Jawa, maka tidak aneh jika wayang bisa disebut juga sebagai selaku agamanya orang Jawa itu sendiri.

Sumber :

http://repository.isi-ska.ac.id/1707/1/SUCI%20OFITA%20DEWI.pdf

https://www.kompasiana.com/balawadayu/5fcf9b67d541df4479616965/sadulur-papat-lima-pancer-kajian-filsafat-roh-jawa-5?page=all

https://www.kompasiana.com/yhosia3465/6352478bae1f0709ab7218d4/kuis-07-sadulur-papat-lima-pancer?page=all&page_images=1

Sadulur Papat Lima Pancer (Kajian Filsafat Roh Jawa 5)
Sadulur Papat Lima Pancer (Kajian Filsafat Roh Jawa 5)

SAJEN SEDULUR PAPAT BOOK OF INDONESIAN ENCYCLOPEDIA
SAJEN SEDULUR PAPAT BOOK OF INDONESIAN ENCYCLOPEDIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun