"Hujan" Tere liye
Epilog
Di televisi, pemimpin empat negara mengumumkan tentang proyek kapal raksasa tersebut. Umat manusia akan tetap bertahan hidup. Tidak di permukaan, tetapi di angkasa luar. Sementara bagi yang tinggal, telah tiba masanya untuk benar-benar bekerja sebagai satu umat manusia, menghadapi masa masa sulit dengan saling mengutamakan kepentingan bersama.Â
Penonton di rumah, di asrama, di panti, dikantor, berpegangan tangan mendengar seruan itu.Â
Satu bulan kemudian, esok dan lain menikah, di tengah erik matahari.Â
Esok mengenggam erat jemari lail, berbisik "kita akan melewati musim panas bersama". Aku tidak akan meninggalkan mu lagi. "
Lail mengangguk. Wajahnya terlihat sangat bahagia.Â
Kutipan yang dibaca maryam benar. Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tetapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat erat semua hal menyakitkan yang mereka alami.Â
Eljah yang telah menangani ratusan pasien juga benar. Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tetapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima dia tidak akan pernah bisa melupakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H