Riviere menyatakan (1985) dalam (Yi, 2010) bahwa ecomuseum di definisikan sebagai: "sebuah instrumen yang disusun, dibentuk dan dioperasikan bersama oleh otoritas publik dan penduduk lokal ekspresi manusia dan alam, ekspresi waktu interpretasi ruang laboratorium, pusat konservasi, sekolah" dan selain itu ecomuseum juga di definisikan oleh Davis (2006 : 199) sebagai museum berbasis komunitas atau proyek warisan yang membantu keberlanjutan pembangunan"
Dari pengertian diatas ecomuseum dapat diartikan sebagai museum yang dibangun ditengah masyarakat dan dioprasikan oleh otoritas publik, kearifan lokal baik budaya dan masyarakat. Ecomuseum memberikan sebuah pengetian bahwa museum yang dihadirkan tidak dalam bentuk bangunan yang menyimpan koleksi yang bernilai budaya, sejarah, seni dan ilmu pegetahuan, tetapi ecomuseum hadir dengan bentuk apaadanya dari lingkungan tersebut yang benilai budaya, sejarah dan kearifan lokal tanpa batas bangunan, dan dapat membuat sebuah komponen yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta informasi.
Daya Tarik daerah. Telah disebutkan pengertian singkat tentang ecomuseum. Maka dilihat dari pengertiannya, Mekarmanik dapat dijadikan salah satu ecomuseum. Dimulai dengan tempat wisata Oray Tapa, curug batu templek sampai dengan cityview spot Bandung. Selain cityview spot  hasil alam dan kekayaan alam lainnya menjadi daya tarik lainnya.
Sebetulnya pada kawasan oray tapa dan batu templek sudah ada pengelolaan objek wisata, namun untuk cakupan wilayah mekarmanik cimenyan, belum ada pengelolaan lebih lanjut baik sebagai tempat wisata ataupun sebuah ecomuseum. Sehingga perlu adanya pengelolaan wilayah cimenyan terutama di mekarmanik, agar tetap terawat dan senantiasa bertahan kearifan lokal dari mekarmanik.
Pengambangan Ecomuseum. Lahan yang strategis untuk lahan pertanian, dan banyaknya tebing-tebing serta cityview spot yang mendukung, perlu adanya pengembangan ecomuseum di wilayah mekarmanik. Ecomuseum yang perlu dikembangkan adalah seputar agraria atau pertanian di wilayah timur laut Bandung serta pengelolaan alam berupa hutan yang menjadi spot cityview  Bandung.
Dengan demikian pengelolaan ecomuseum di wilayah mekarmanik yaitu cimenyan bagian timur dapat memebantu promosi kearifan lokal dan kekyaan alam, serta tempatnya yang strategis sebagai cityview spot bandung. Karena dibeberapa wilayah mekarmanik seperti tempat yang kalah pamor dari cimenyan bagian barat.
Sumber rujukan : Yi, S. H. (2010). The Comparison of the First and the Second Generation of Chinese Ecomuseums. (Su 2008).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H