Mohon tunggu...
Muhammad Ihsan Dwinugroho
Muhammad Ihsan Dwinugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Game: Sekedar Hiburan? Atau Lebih?

21 Desember 2024   22:04 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan zaman telah membawa berbagai perubahan, termasuk dalam dunia hiburan. Game, yang dahulu hanya bisa dimainkan pada konsol sederhana, kini tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari yang berbayar hingga gratis. Game telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, dari anak-anak hingga dewasa. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah game hanya sekadar hiburan, ataukah ia memiliki dampak yang lebih luas dalam kehidupan?

Game bukan hanya sekadar media untuk mengisi waktu luang. Banyak game yang dirancang untuk memberikan pengalaman edukatif dan pengembangan keterampilan. Contohnya, game Portal yang melatih kemampuan problem-solving dengan menyajikan tantangan logis yang membutuhkan pemikiran kreatif. Selain itu, game co-op seperti Valorant dan Among Us mendorong kerja sama tim dan komunikasi yang efektif di antara pemain. Tidak hanya itu, perasaan pencapaian yang dirasakan saat berhasil menyelesaikan sebuah misi dalam game memberikan dampak psikologis yang positif. Rasa bahagia dan kepuasan yang timbul dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, yang pada akhirnya memengaruhi kesejahteraan mental pemain. Menurut McGonigal (2011), game tidak hanya menjadi cara untuk melarikan diri dari kenyataan, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kenyataan.

Namun, di balik manfaatnya, game juga memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Bermain game secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, membuat seseorang enggan melakukan aktivitas lain. Game, yang seharusnya menjadi sarana hiburan, sering kali disalahartikan oleh beberapa orang sebagai pelarian dari kenyataan. Banyak orang merasa bahwa pencapaian dalam dunia game sudah cukup memuaskan mereka, sehingga mereka mulai mengabaikan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam kehidupan nyata. Mereka merasa nyaman dengan hubungan virtual yang mereka miliki dalam game, dan lama-kelamaan, hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berinteraksi di dunia nyata. Menurut Sari (2023), bermain game secara berlebihan dapat berdampak negative pada interaksi sosial, kualitas tidur, dan kondisi mental seseorang.

Game juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya populer. Turnamen eSports seperti Dota 2 International dan MLBB M World Championship telah menarik jutaan penonton dari seluruh dunia. Game kini diakui sebagai cabang olahraga, dengan pemain profesional yang menginspirasi generasi muda untuk melihat game sebagai peluang karier. Namun, pengakuan ini juga membawa tantangan baru, seperti tekanan mental yang dialami pemain profesional, yang sering kali harus menghadapi ekspektasi tinggi dari penggemar dan sponsor.

Dampak positif game dalam kehidupan menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara bermain game dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan pengelolaan yang tepat, game bisa menjadi alat yang efektif untuk melatih berbagai kemampuan, seperti berpikir kritis, kerja sama, dan manajemen waktu. Game dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan membentuk pribadi yang lebih baik, selama penggunaannya tidak berlebihan. Untuk mencapai keseimbangan ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil, seperti menetetapkan jadwal bermain yang jelas dan pastikan ada waktu untuk aktivitas lain, seperti olahraga dan bersosialisasi, pilih game yang memiliki nilai edukatif atau pengembangan keterampilan, bermain bersama keluarga atau teman sehingga menciptakan pengalaman yang lebih bermakna, dan jangan lupa untuk mengambil istirahat jika merasa terlalu banyak bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun