Suatu hari yang tak terduga, saya dan teman-teman mengalami pengalaman yang berbeda bersama dosen kami. Setelah kelas berakhir, beliau mengusulkan ide yang sangat menarik, "Bagaimana kalau kita bakar ayam di pantai?" Tanpa berpikir panjang, semua langsung menyetujuinya dengan semangat. Kami tidak pernah membayangkan bahwa hari itu akan menjadi salah satu kenangan yang tak terlupakan.
Begitu rencana disetujui, kami segera mulai menyiapkan segala yang dibutuhkan. Sebagian dari kami pergi untuk membeli ayam, bumbu, sambal, dan nasi. Sementara itu, yang lain sibuk menyiapkan arang dan alat pemanggang. Dosen kami, yang ternyata cukup mahir dalam memasak, dengan sabar mengajarkan kami cara melumuri ayam dengan bumbu agar rasa ayamnya maksimal.
"Pastikan bumbunya rata di setiap bagian ayam," katanya sambil memberi petunjuk. Kami semua mengikuti, meskipun hasilnya tentu tidak sesempurna yang beliau buat.
Setelah semua siap, kami menuju pantai. Matahari siang yang terik terasa sejuk berkat angin yang berhembus pelan. Di bawah pohon besar, kami memulai acara bakar ayam. Beberapa dari kami sibuk menjaga api tetap menyala, sementara yang lainnya duduk santai dan saling bercanda.
Dosen kami pun tak hanya mengawasi, tapi ikut memanggang ayam dengan sabar, sesekali membalik ayam agar matang merata. "Memanggang itu harus penuh kesabaran," ujarnya sambil tertawa ketika melihat teman yang tidak sabaran ingin segera makan ayamnya.
Begitu ayam selesai dipanggang, aroma lezatnya langsung memenuhi udara, membuat kami tidak sabar untuk memakannya. Ayam bakar yang sederhana ini terasa begitu nikmat, terutama karena kami menikmatinya bersama teman-teman di pantai.Â
Setelah makan, kami melanjutkan pada sesi ice breaking, tanpa ada rencana khusus, kami memutuskan untuk mandi di laut. Matahari yang masih bersinar membuat air laut terasa segar. Kami semua, termasuk dosen kami, segera berlarian ke arah ombak yang datang.
Suasana berubah penuh keceriaan. Beberapa dari kami saling mencipratkan udara, ada yang berlomba berenang lebih jauh, sementara yang lainnya hanya berendam sambil menikmati suasana. Dosen kami, yang biasanya terlihat serius di kelas, ikut serta dalam permainan air, seolah-olah kami semua adalah teman sebaya.
"Kalau terus begini, saya bisa lupa saya ini dosen," candanya, dan itu membuat kami semua tertawa terbahak-bahak.
Setelah puas bermain, kami duduk di tepi pantai, menikmati waktu senggang sebelum kembali pulang. Kami menyiarkan santai tentang berbagai hal, mulai dari kuliah hingga pengalaman pribadi.
Hari itu menjadi salah satu kenangan yang paling berkesan bagi saya. Meskipun sederhana, bakar ayam dan mandi laut bersama teman-teman dan dosen ini mengajarkan bahwa kebahagiaan tak selalu datang dari hal-hal besar. Kebersamaan dan kehangatan yang tercipta membuat hari itu tak akan terlupakan.