dalam sunyi, rindu merintih,
kata yang terpendam tak pernah terpilih.
jemariku gemetar menulis nama,
diawan biru yang penuh dilemah.
ada cerita yang kubangun sendiri,
diantara waktu yang tak mau berhenti.
namun angin enggan membawah pesan,
dan waktu memenjara harapan.
bisik ku hanyut disungai hening,
mencari muara yang kau mungkin ingin.
tapi jembatan yang dulu ku kenal,
telah rapuh, tiada lagi kekal.
apakah kau mendengar hatiku bersuara,
dibalik hampa, diantara masa?
seperti dedaunan yang jatuh perlahan,
tak mampu kembali ke dahannya, tertahan.
cinta ini bagai pelangi malam,
indah, namun hanya fatamorgana kelam.
langkah ku kian berat tanpa arah,